Jakarta (ANTARA Jambi) - Direktur Pemberitaan Perum LKBN Antara Akhmad Kusaeni mengatakan, gerakan buruh perlu didukung oleh media massa jika ingin tuntutan mereka didengar oleh penguasa dan berdampak luas.
"Kalau kita lihat aksi para buruh, kelihatannya media berada di belakang buruh, terutama juga Antara. Kita memberi tempat cukup besar untuk perjuangan buruh," kata Akhmad Kusaeni di Jakarta, Senin.
Dalam Refleksi Akhir Tahun 2013 tentang Isu Perburuhan dan Gugatan ke PTUN Terhadap Penolakan SK Gubernur Jokowi-Ahok Tentang Penetapan UMP DKI Jakarta, ia mengatakan, tekanan publik semakin membesar kalau mendapat dukungan dari media.
Menurut dia, gerakan buruh saat ini menuju sebuah momentum baru yang justru membuat beberapa kalangan pejabat "ngeri". Gerakan buruh saat ini sudah beralih dari pabrik ke publik.
Ditambah lagi dengan fakta kebijakan pemerintah lebih banyak didorong oleh tekanan publik. Contohnya ketika buruh berunjuk rasa sehingga berdampak pada penutupan jalan tol yang imbasnya dirasakan masyarakat banyak maka akan terjadi tekanan publik.
Media juga melihat perkembangan aksi-aksi buruh merupakan bagian yang harus didukung karena menjadi bagian dari perjuangan rakyat.
Namun, media juga mengalami kejenuhan. Misalnya liputan unjuk rasa, karena setiap saat ada unjuk rasa maka menjadi biasa.
"Kelihatannya buruh memerlukan sesuatu yang luar biasa untuk menarik perhatian media," tambah dia.
Bukan hanya buruh, tentara, bahkan teroris juga membutuhkan media karena apa yang dilakukan tidak akan berdampak apapun kalau tidak ada media yang memberitakannya.(Ant)