Jakarta (ANTARA Jambi) - Sebelum terjadi gempa berkekuatan 7,9 skala Richter yang mengguncang pegunungan Himalaya, barangkali tidak terlalu banyak warga Indonesia yang akrab dengan nama negara Nepal.
Namun, gempa pada Ahad (26/4) yang mengakibatkan jumlah sementara korban jiwa lebih dari 2.430 orang tewas itu menyentakkan hati nurani banyak pihak di Tanah Air yang ingin membantu masyarakat di negara tersebut.
Apalagi, gempa besar tersebut dinilai merupakan yang paling kuat mengguncang Nepal selama lebih dari 80 tahun, dan meluluhlantakkan bagian tengah, barat, barat-tengah dan barat-jauh Nepal pada Sabtu (26/4), dengan nilai kerusakan diperkirakan miliaran dolar.
Lembaga kemanusiaan Indonesia Dompet Dhuafa bakal mengirim tim kemanusiaan ke Nepal guna merespons dampak gempa bumi di negara yang beribu kota di Kathmandu.
"Sesegera mungkin, tim akan hadir di Kathmandu sebagai area fokus misi. Rencananya tim pertama, tim advance akan terbang Senin (26/4)," kata Direktur Yayasan Pemberdayaan Sosial Dompet Dhuafa, Sabeth Abilawa, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Sabeth yang juga menjabat "Vice President South East Asia Humanitarian Committee" itu menjelaskan, selama di sana tim "Disaster Management Center" (DMC) Dompet Dhuafa berkoordinasi dengan mitra lokal setempat, Tribhuvan University.
Bersama mitra lokal tersebut, ujar dia, beberapa aksi akan dilakukan. "Di area terdampak nanti, aksi kami yang utama adalah mendukung misi penyelamatan dan mendukung persediaan fasilitas untuk misi medis," jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, kondisi geografis Nepal yang tidak memiliki akses laut diprediksikan akan semakin mempersulit penyaluran bantuan kemanusiaan dari luar. Apalagi Bandara Internasional Tribhuvan mengalami kerusakan.
Sebagai bagian dari masyarakat global, Dompet Dhuafa terpanggil senantiasa untuk terlibat membantu bencana yang terjadi di mancanegara seperti gempa bumi di Nepal.
Aksi tersebut juga sebagai bentuk diplomasi kemanusiaan Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang berasal dari Indonesia. "Respons ini adalah ungkapan solidaritas yang tulus dan simpati dari Indonesia kepada rakyat Nepal akibat gempa kemarin," ujar Sabeth.
Selain itu, lembaga sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) akan mengirim tim kemanusiaan "Global Humanity Response" pada Senin malam guna membantu korban bencana alam di Nepal.
"Tim akan melakukan penugasan awal dan melakukan aksi pemulihan sesuai dengan kebutuhan prioritas warga Nepal pascagempa," kata Direktur Global Humanity Response (GHR) Imam Akbari di Jakarta, Senin.
Imam yang juga senior vice president ACT mengatakan timnya yang terdiri dari para relawan dan tim medis akan menuju Kathmandu, Nepal via jalan darat. Selanjutnya, aksi kemanusiaan akan menuju ke beberapa tempat lainnya lewat bandara terdekat di India atau Pakistan.
Senada dengan dua lembaga kemanusiaan lainnya tersebut, Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) juga akan segera mengirimkan tim dan bantuan ke Nepal.
"PKPU segera mengirimkan tim awal, jika situasi sudah memungkinkan dan wilayah kejadian sudah dapat diakses untuk bantuan internasional," kata Manager Humas PKPU, Sukismo melalui pesan singkat, di Jakarta, Minggu (26/4).
Dia menambahkan, PKPU akan terus berkoordinasi dan menjalin komunikasi dengan Pemerintah Republik Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya untuk proses pemberian bantuan.
Sedangkan Palang Merah Indonesia mengirimkan dua personel untuk bergabung bersama personel Tim Respon Bencana Regional Asia Pasifik Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke Nepal untuk melakukan penilaian.
"Dikoordinir oleh Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah selama ini dirundingkan 16 orang dari Asia Pasifik, dari Indonesia yang dikirim dua orang," kata Ketua Bidang Penanganan Bencana Sumarsono dalam konferensi pers yang digelar di Gedung PMI Pusat di Jakarta, Senin.
Sumarsono menuturkan dua orang personel yang dikirim dalam tim untuk penilaian memiliki spesialisasi khusus di bidang air dan sanitasi (watsan) dan logistik bantuan karena dua hal tersebut merupakan kebutuhan utama korban bencana.
Masuk dalam 3-4 hari
Sementara itu, Presiden Joko Widodo memperkirakan bantuan Indonesia untuk bencana gempa bumi di Nepal bisa masuk dalam waktu 3-4 hari.
"Saya tegaskan Indonesia siap membantu (Nepal), masih dalam proses pembicaraan karena bandaranya belum bisa dipakai, 3 atau 4 hari (mungkin) bisa masuk," kata Presiden usai menghadiri Jamuan Makan (Gala Dinner) KTT ke-26 ASEAN di Kualalumpur, Minggu (26/4) malam.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan Indonesia tidak hanya memberi bantuan, tetapi juga akan mengirimkan tim SAR dan tim medis.
Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin, mengatakan, pemerintah bakal mengirimkan bantuan uang dan kemanusiaan ke Nepal.
"Kita akan memberikan bantuan 1 juta dolar AS dan juga segera mengirimkan 'rescue team' (tim penyelamat) ke sana. Sesegera mungkin (kita kirim), kan kita punya pengalaman (menangani) bencana tsunami dan gempa bumi," kata Wapres.
Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir mengatakan proses pengiriman bantuan kemanusiaan dari Indonesia ke Nepal terkendala akses karena kerusakan infrastruktur di negara tersebut.
Tidak hanya pemerintah dan lembaga yang ada di Indonesia, seluruh dunia juga turut bergerak untuk membantu, seperti Bank Dunia menawarkan bantuan dan dukungan segera kepada Nepal.
"Dengan duka mendalam kami sampaikan terkait dengan kehilangan nyawa secara tragis dan penghancuran yang disebabkan gempa yang melanda Nepal pada Sabtu," pada Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Presiden Bank Dunia mengemukakan, dengan banyak bagian dari negara tersebut yang masih belum dapat diakses pada saat ini, maka dinilai masih terlalu awal untuk memperkirakan biaya kerugian akibat hilangnya nyawa dan lumpuhnya aktivitas perekonomian.
Namun, Jim Yong Kim menegaskan bahwa pihaknya mengetahui bahwa kehilangan tersebut sangatlah signifikan.
"Grup Bank Dunia adalah mitra lama bagi masyarakat Nepal dan akan melakukan apapun dalam membantu mereka pada saat-saat yang dibutuhkan," katanya.
Bantuan yang ditawarkan antara lain adalah kebutuhan pembiayaan atau asistensi apapun yang dibutuhkan, asesmen kerusakan, serta bantuan upaya rekonstruksi.
Presiden Bank Dunia mengemukakan, pihaknya juga menawarkan bantuan kepada India dan Bangladesh yang juga terkena dampak.
Sedangkan Bank Pembangunan Asia (ADB) bakal menyediakan bantuan dalam bentuk "grant" atau hibah sebesar 3 juta dolar Amerika Serikat (AS) guna mendukung upaya pemulihan bagi Nepal.
"ADB berdiri bersama masyarakat Nepal dan pemerintah dalam masa yang penuh cobaan seperti sekarang ini," kata Presiden ADB Takehiko Nakao.
Presiden ADB memaparkan, pihaknya bakal menyediakan bantuan dari Dana Respons Bencana Asia Pasifik untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan seperti tenda, bantuan medis, makan dan minum. "Saya meyakinkan dukungan penuh kami pascagempa untuk pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi," katanya.
Ia menyebutkan, ADB telah mendirikan Tim Respons Gempa Bumi Nepal, serta akan bergabung dengan lembaga PBB dan mitra pembangunan global lainnya dalam melakukan penelitian kerusakan dan kebutuhan investasi jangka panjang untuk rekonstruksi dan rehabilitasi. (Ant)