Jambi (ANTARA Jambi) - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi Rahmad Derita menegaskan tidak akan meliburkan sekolah lagi dengan alasan kabut asap karena untuk mengejar ketertinggalan pelajaran.
"Karena kalau libur menurut pantauan anak-anak malah pergi ke mal, nonton bioskop, warnet dan main-main, kan tidak efektif," kata Rahmad Derita usai menghadiri persiapan pelaksanaan uji kompetensi dan pelatihan kurikulum di Jambi, Jumat.
Sebab itu, ke depan kata Rahmad tidak akan ada lagi hari libur. Itu upaya agar anak-anak tidak tertinggal pokok-pokok bahasan mata pelajaran.
"Strateginya, kepada anak-anak yang rentan penyakit boleh diliburkan, tapi tidak untuk yang lain, kan bisa menggunakan masker pelindung," katanya.
Rahmad Derita juga mengatakan, mulai saat ini seluruh guru-guru yang ada di sekolah-sekolah se-Provinsi Jambi, khususnya guru kelas VI SD, kelas X Sekolah Menegah Pertama dan guru di kelas XIII SMA untuk mengimpetalisir dahulu beberapa pokok-pokok bahasan yang belum disajikan dan yang belum terserap akibat libur karena asap.
"Setelah diketahui pokok-pokok bahasan atau pokok materi mana yang belum disajikan, diharapkan begitu hari masuk sekolah besok itu dulu disajikan. Karena jika nanti masa libur pada 21 Desember ditiadakan, tetap tidak akan cukup untuk mengejar ketertinggalan pelajaran yang ada," katanya menjelaskan.
Dia meminta bagaimana agar siswa tidak terkena dampak kabut asap, namun juga masa belajar dan pendidikannya tidak terganggu.
"Karena siswa-siswa yang kelas XIII itu dikhawatirkan akan kesulitan masuk ke perguruan tinggi yang ternama di Indonesia kalau ada pokok bahasan yang tertinggal atau tidak diikuti, kan kasihan anak-anak," katanya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Jambi, Gusrizal, juga meminta kepada sekolah-sekolah untuk tidak meliburkan sekolah di seluruh Provinsi Jambi. Alasan yang sama, yaitu dinilai akan mengganggu Ujian Nasional (UN) siswa kedepan, karena banyaknya pelajaran yang tertinggal.
"Daya saing anak-anak kita ketika masuk keperguruan juga terancam, apa kita rela anak-anak kita ditolak masuk perguruan tinggi ternama seperti di UGM, ITB, IPB dan sebagainya," kata Gusrizal.
Dia mengatakan warga tidak akan bisa untuk menghindari asap, dan libur tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan semakin menimbulkan masalah.
"Kita hindari asap ini di rumah kena juga, diliburkan sekolah anak-anak malah main di luar rumah, kena asap juga kan," katanya
Untuk itu ia juga menegaskan untuk meniadakan libur sekolah dan tetap melaksanakan proses belajar mengajar untuk mengejar ketertinggalan pokok bahasan pelajaran siswa.
"Kan ada caranya, bisa makai masker, kecuali anak yang beresiko tinggi, itu boleh libur namun tetap belajar di rumah," katanya menambahkan. (Ant)