Jakarta (ANTARA Jambi) - Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
baru-baru ini meluncurkan sebuah terobosan baru, yakni layanan
perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) daring (online), yang
berlaku secara nasional setelah diresmikan Kepala Polri Jenderal Polisi
Badrodin Haiti di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu (6/12) .
Sistem perpanjangan SIM secara daring yang sebelumnya telah
diintegrasikan pihak berwenang mulai 1 Juli 2015, menjadi inovasi
tersendiri bagi masyarakat yang bekerja maupun bertempat tinggal bukan
di kota asal pembuatan salah satu kartu penanda diri tersebut.
"Dengan layanan SIM Online ini, masyarakat yang sedang berada di
luar kota tidak perlu kembali ke kota asal untuk memperpanjang SIM-nya,"
kata mantan Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur ketika meresmikan
program tersebut.
Keamanan Diperhatikan
Dengan mendatangi 45 Satuan Pelaksanaan Administrasi (Satpas), di 32
Kepolisian Daerah di seluruh Indonesia, para pendatang yang hendak
memperpanjang SIM ini hanya perlu menunggu sekitar tiga sampai lima
menit untuk mendapatkan pemberlakuan masa baru kartu tersebut.
Sebanyak 45 Satuan Pelaksanaan Administrasi (Satpas) yang sudah
menyediakan jasa ini di antaranya adalah Polres Daan Mogot, Polrestro
Jakarta Utara, Polrestro Jakarta Barat, Polrestro Jakarta Selatan,
Polrestro Jakarta Pusat, Polrestro Jakarta Timur, Polrestra Bekasi Kota,
Polres Bekasi, Polresta Depok, Polresta Depok (Pasar Segar), Polresta
Tangerang, Polres Tengerang Kabupaten I, Polres Tengerang Kabupaten II,
Polres Serang, dan Polrestabes Bandung.
Lalu di Polres Sleman, Polresta Ambon, Polresta Jayapura, Polres
Manokwari, Polres Ternate, Polrestabes Makassar, Polrestabes Medan,
Polresta Pontianak, Polresta Banda Aceh, Polresta Padang, Polresta
Pekanbaru, Polresta Bengkulu, Polresta Jambi, Polres Mataram, serta Polres Bulungan.
Kemudian ada juga di Polresta Banjarmasin, Polres Palangkaraya,
Polresta Mamuju, Polresta Kendari, Polresta Manado, Polresta Palu,
Polresta Pangkal Pinang, Polresta Gorontalo, Polresta Balerang,
Polrestabes Surabaya, Polrestabes Bandung, Polrestabes Semarang,
Polresta Denpasar, Polresta Bandar Lampung, Polresta Palembang, dan
Polres Kupang,
Selain itu, layanan perpanjangan lisensi mengemudi mencakup A, BI,
BII, C, dan D ini juga tersedia di sejumlah gerai kepolisian serta bus
pelayanan SIM keliling yang kerap berpindah-pindah lokasi.
Untuk mendapatkan izin mengemudi dengan masa berlaku yang baru,
masyarakat hanya perlu membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) asli dan SIM
lama yang akan diperpanjang, guna menjadi dasar pengisian formulir
online.
Setelah data diri yang diisi dinyatakan sesuai dengan data milik
Korlantas Mabes Polri, foto wajah serta pengambilan sidik jari menjadi
proses berikutnya.
Selanjutnya, masyarakat akan diarahkan untuk diperiksa kesehatan fisiknya secara umum, meliputi mata dan tekanan darah.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Mohammad
Iqbal menegaskan untuk menjamin keselamatan berlalu lintas semua pihak,
pemeriksaan kesehatan ini perlu dilaksanakan guna memastikan ulang
kesanggupan orang tersebut mengemudikan kendaraan.
"Kegiatan ini untuk mengecek kondisi tubuh apakah masih cakap dalam
membawa kendaraan. Nanti ada dokter atau petugas yang memeriksa di
setiap Satpas dan pelayanan SIM keliling," ujarnya.
Biaya yang akan dikenakan untuk perpanjangan SIM A (izin
mengemudikan mobil) sebesar Rp80.000, sementara SIM C (izin mengemudikan
motor) senilai Rp75.000, serta biaya tambahan untuk asuransi
masing-masing sebesar Rp30.000.
Iqbal mengemukakan sistem perpanjangan SIM secara daring ini, berbeda dengan proses pembuatan SIM baru.
Peserta yang membuat lisensi mengemudi baru masih harus mendatangi
satuan lalu lintas (satlantas) di kepolisian resor sesuai daerah asal
mereka.
Selain itu, peserta diwajibkan mengikuti sejumlah tes meliputi
pemeriksaan kesehatan, ujian teori, serta ujian praktik, perbedaannya
jika membuat SIM secara online, pengisian formulir registrasi dilakukan secara komputerisasi atau tidak lagi dalam bentuk hardcopy.
Sementara itu, biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan SIM A
sebesar Rp120.000, sedangkan SIM C sebesar Rp100.000 dengan dilengkapi
asuransi masing-masing sebesar Rp30.000.
Terkait inovasi ini, kepolisian menyatakan program daring tidak
berlaku pada perpanjangan lisensi mengemudi yang kedaluwarsa atau masa
berlaku SIM yang telah habis lebih dari tiga bulan.
Jika kemudian ditemukan SIM yang sudah kedaluwarsa, pemilik izin itu
harus pergi ke tempat asal lisensi tersebut diterbitkan, untuk
menghidupkan kembali masa berlakunya dengan menerapkan prosedur manual.
Namun, bukti izin mengendarai yang habis masa berlakunya kurang dari
tiga bulan, tetap dapat melakukan perpanjangan dokumen dengan sistem online, walaupun pembuatannya juga harus melalui kantor kepolisian di daerah asal SIM diterbitkan.
Pengaktifan kembali lisensi yang sudah mati akan dikenakan biaya
administratif sebesar Rp220.000 untuk dokumen izin mengendarai mobil,
dan Rp200.000 untuk dokumen izin mengendarai motor.
Badrodin menilai pemenuhan kebutuhan yang lebih mudah, melalui
perkembangan teknologi informasi di berbagai lini kehidupan, termasuk
dalam mengurus surat dan administrasi yang berhubungan dengan kendaraan
dan lalu lintas, membuat layanan sistem online perlu terus dikembangkan.
Polri, lanjut pria yang juga pernah menjabat sebagai mantan Kepala
Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah itu, juga ingin menggunakan sistem
daring untuk penerbitan surat-surat kendaraan lain, yakni Buku Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Dukungan Pemerintah
Dukungan teknologi yang menghilangkan jarak ini, juga mendapatkan sejumlah apresiasi dari kalangan Pemerintah.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy
Chrisnandi menyatakan pelayanan daring akan mempermudah dan mempercepat
layanan perpanjangan dokumen mengendarai tersebut.
"Pelayanan SIM Online telah terintegrasi dengan pusat keuangan
Kepolisian Republik Indonesia dan Kementerian Keuangan sehingga akan
tercipta akuntabilitas dan transparansi," katanya.
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam mengatakan
peluncuran program perpanjangan SIM secara daring dapat menghilangkan
praktik-praktik percaloan dan pungli dalam kepengurusan SIM di mana
untuk tahap awal, SIM online baru melayani pengurusan perpanjangan SIM
"Selain bisa menghilangkan percaloan, layanan SIM online juga memberikan efisien waktu bagi masyarakat yang hendak melakukan perpanjangan SIM di daerah ini," kata Nur Alam di Kendari.
Gubernur memberikan apresiasi serta terima kasih atas peluncuran SIM
secara daring yang diyakini akan sangat membantu masyarakat di daerah
itu.
"SIM online ini adalah bagian dari keteraturan berlalu
lintas. Kami mengucapkan terima kasih kepada jajaran kepolisian untuk
memberikan kemudahan bagi masyarakat," katanya.
Menurut dia, kehadiran SIM daring di Indonesia merupakan salah satu
kepedulian dari Polri sendiri dalam memberikan pelayanan yang prima
kepada masyarakat.
"Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian polisi kepada masyarakat
di Indonesia sendiri. Pelayanan yang diberikan juga sangat mudah, murah
serta transparan dalam proses pembuatan SIM online ini," ujarnya.
Ia berharap dengan adanya SIM daring tersebut, semua masyarakat di
Sultra khususnya di Kota Kendari sendiri bisa lebih sadar dan mau untuk
memiliki SIM dalam mengemudikan kendaraannya.
Dampak Negatif
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan kemungkinan efek
negatif dari pelayanan surat izin mengemudi secara "online" pada saat
tes perpanjangan SIM.
"Tujuan Polri baik, untuk memberikan pelayanan publik yang prima,
terbaik, cepat dan bebas dari praktik-praktik percaloan. Tetapi menurut
saya ada bahayanya, ini harus dipikirkan, bagaimana supaya efek negatif
itu bisa dicegah," kata Pastika.
Menurut dia, pencari SIM baru yang hanya mengikuti tes simulasi
berupa game secara "online" tidak akan memperlihatkan keadaan dan
keterampilan mengemudi sesungguhnya.
"Begitu pula dengan tes perpanjangan SIM lewat online, juga tidak akan memperlihatkan perubahan kondisi yang sudah dialami pemilik SIM," kata dia.
Usia yang semakin bertambah dan riwayat terkena penyakit serius,
tambah Pastika, sangat memengaruhi kondisi pengemudi, dan hal itu tidak
mungkin terungkap apabila mengikuti tes online.
"Dan apabila dengan keadaan seperti itu tetap lolos dalam tes perpanjangan online, maka risiko terjadi kecelakaan pun akan meningkat," ujarnya.
Oleh karena itu, Pastika berharap pencari SIM pertama kali wajib
diikutkan tes simulasi sebenarnya, dan bagi pemilik SIM yang
memperpanjang bisa diikutkan tes online, namun dengan batasan usia, apabila melewati batasan usia yang ditetapkan harus kembali mendapatkan tes sebenarnya.
"Kalau yang memperpanjang harus tes online saya pikir bahaya
juga, iya kalau menerima SIM pertamanya benar, kalau yang tidak benar
itu lebih bahaya lagi. Usia kan terus bertambah, mungkin saja sebelumnya
mengemudi dengan cekatan, tetapi saat usia bertambah kan
mengurangikonsentrasi mengemudi juga," katanya. (Ant)
SIM "online" mudahkan birokrasi para pendatang
Senin, 14 Desember 2015 11:31 WIB