Jambi (ANTARA Jambi)- Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi Jambi meminta
pemerintah harus mulai memperdayakan pengrajin tas anyaman tradisional
setelah diberlakukannya kantong plastik berbayar.
"Pemerintah
harus melihat kesempatan ini, karena satu sisi sama-sama untung,
pengrajin untung dan lingkungan juga untung karena tas anyaman ini lebih
ramah lingkungan," kata Direktur Eksekutif Walhi Jambi, Musri Nauli di
Jambi, Kamis.
Untuk itu pemerintah perlu menghidupkan kembali
keberadaan tas anyaman tradisional yang biasa terbuat dari bahan seperti
rotan, daun pandan, kain bekas dan sejumlah bahan lainnya yang saat ini
sudah sulit ditemui itu.
"Artinya ini juga menjadi
kesempatan peluang bisnis bagi pelaku industri kreatif di Jambi untuk
memproduksi dan menjual tas tradisional," katanya menjelaskan.
Sudah sulitnya ditemui tas anyaman tradisonal tersebut, menurutnya,
masyarakat saat ini lebih menyukai hal yang simpel yaitu dengan
menggunakan kantong plastik.
"Misalnya saat ini seperti di
pasar-pasar, dulu kita sering menjumpai ibu-ibu yang belanja membawa tas
sendiri, tapi sekarang itu sudah jarang," katanya.
Menanggapi regulasi penerapan kantong plastik berbayar tersebut,
pihaknya mengaku menyetujui karena secara langsung mengajak masyarakat
untuk meninggalkan penggunaan kantong plastik yang berdampak terhadap
lingkungan.
"Penerapan ini seharusnya harus dari dulu dan
juga seharusnya penerapan kantong plastik berbayar ini dibuat mahal,
sehingga masyarakat bisa meninggalkan kantong palstik," katanya
menjelaskan. (Ant)
Pemerintah diminta perdayakan pengrajin tas anyaman
Kamis, 25 Februari 2016 15:39 WIB
......Pemerintah harus melihat kesempatan ini, karena satu sisi sama-sama untung, pengrajin untung dan lingkungan juga untung karena tas anyaman ini lebih ramah lingkungan......