Jambi (ANTARA Jambi) - Gubernur Jambi Zumi Zola mendukung Samko Timber Limited, perusahaan asal Jepang yang bergerak di bidang pengolahan kayu untuk berinvestasi di provinsi ini.
"Ada investor dari Jepang yang berkeinginan untuk berinvestasi di Jambi dalam bidang perkayuan, yakni kayu karet untuk bak truk. Ke depan ada juga mengembangkan kayu kelapa sawit untuk plywood," katanya usai pertemuan dengan perusahaan Jepang di Jambi, Selasa.
"Ini bagus sekali untuk mengurangi berat truk itu sendiri karena lebih ringan. Tentu kita ada kayu-kayu karet yang sudah tidak berproduksi lagi, bisa kita gunakan itu, dan bisa menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat," katanya lagi.
Zola mengatakan investasi ini untuk berkelanjutan, kayu karet yang sudah ditebang-tebang nantinya akan ditanam lagi dengan bibit karet. Pihaknya juga membuka kemungkinan untuk bekerjasama dengan BUMD, masyarakat dan juga dari Samko Timber ini.
"Ini akan menjadi pemasok untuk perusahaan-perusahaan besar di Jepang seperti Mitsubishi, Nissan, dan perusahaan-perusahaan lainnya juga," katanya menjelaskan.
Zola menyatakan bahwa Provinsi Jambi punya potensi di bidang pengolahan kayu tersebut. Apalagi pihak perusahaan Jepang sudah melihat langsung potensi itu.
"Mereka ini sudah melihat juga di Jambi, dan kalau dianggap menguntungkan dari bisnisnya, kita akan support. Ini bagus bagi pihak perusahaan dan bagi pihak Pemprov Jambi," katanya menambahkan.
Sementara itu, perwakilan perusahaan Samko Timber (grup Sampoerna Strategic) menyatakan, perusahaan itu sudah tembus marketnya di Jepang selama 17 tahun, dari kayu alam sampai kayu karet.
"Kami gunakan untuk membuat triplek untuk bak truk dan sudah tembus pasaran di Jepang. Berdasarkan kesuksesan tersebut, kami akan buka market di Indonesia, karena bak truk Indonesia masih pakai kayu alam. Jadi kami akan kenalkan produk kami di Indonesia dan kalau bisa untuk Amerika, Eropa dan Asia Tenggara,"l kata perwakilan perusahaan itu.
"Karena satu-satunya yang bikin triplek yang tahan air hanya kami, yang lain belum bisa. Jadi kami coba cari pasar di seluruh dunia terutama di Indonesia. Kalau Indonesia tidak memakainya juga kan sayang," katanya lagi. ( Ant)