Jambi (ANTARA Jambi) - Stasiun Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kelas I Jambi, menyebutkan bahwa frekuensi pengiriman udang ketak (Thenus orientalis) asal daerah itu mengalami peningkatan 20 persen pada periode 2016 ini.
Kasi pengawasan pengendalian dan informasi pada SKIPM Kelas I Jambi Guntur Kusuma Darmanto, di Jambi, Selasa mengatakan frekuensi pengiriman udang ketak tersebut dikirim dari Bandara Jambi ke Jakarta melalui cargo domestik.
"Pengirimannya naik 20 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, karena ada pelaku usaha baru yang melakukan pengiriman, sehingga intensitas transaksinya juga meningkat," kata Guntur.
Udang ketak yang merupakan tangkapan para nelayan di perairan wilayah timur Provinsi Jambi itu dikirim ke Jakarta melalui Bandara Sultan Thaha Jambi dengan rata-rata pengirimannya mencapai 200 ribu ekor lebih per bulan.
Komoditi udang ketak yang dikirimkan melalui karantina tersebut dalam keadaan segar atau yang baru ditangkap dan tidak ditentukan batas ukuran besarnya udang.
Udang-udang ketak tersebut kategorinya masuk kategori ekspor. Hanya saja ekspornya tidak langsung melalui Jambi, tapi melalui Jakarta yang kemudian di ekspor lagi ke sejumlah negara seperti Hogkong, Guangzhou (Tiongkok) dan Singapura. Namun devisa hasil perdagangan ekspor tidak masuk ke daerah.
Padahal di Jambi kata Guntur, sudah terdapat perbankan yang melayani devisa dan pihak Bea Cukai bersedia memfasilitasi pada pelayanan ekspornya.
"Devisa ekspor udang ketak itu tidak masuk ke Jambi karena kendalanya yaitu Bandara Jambi belum Internasional, sehingga mau tidak mau harus dari Jakarta" katanya menjelaskan.
Selain ekspor udang ketak, pihaknya juga memfasilitasi pengiriman ikan hias. Namun untuk pengiriman ikan hias dari Provinsi Jambi menurun karena spesies tersebut semakin berkurang karena berbagai faktor.
"Pengiriman ikan hias tersebut domainnya ke luar negeri, dan juga pengirimannya itu tergantung dari permintaan, sehingga pengirimannya juga tidak banyak," katanya.
Ikan hias yang dikirim tersebut diantaranya spesies ikan hias seperti Siluang, Siluang srigunting, Siluang api, Tali-tali belang dan Botia.