Jombang, Antarajambi.com - Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng,
Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) menilai
pesantren sebagai lembaga pendidikan sekaligus pembentuk patriotisme dan
peran ulama sangat penting dalam sejarah Nusantara, yang kemudian
menjadi Indonesia.
"Kalau tidak ada kiai dan pesantren, maka patriotisme warga
Nusantara akan hancur berantakan," katanya saat meresmikan didirikannya
Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) di Pesantren
Tebuireng, Sabtu.
Ia mengungkapkan bahwa rasa kebangsaan mulai tumbuh di kalangan
dari luar, dalam Kongres Pemuda II pada 1928. Namun, nasionalisme itu
kurang memberi tempat memadahi terkait ke-Islaman.
Ia juga mengulas upaya-upaya peminggiran Islam dalam catatan sejarah, misalnya dalam buku berjudul The Idea of Indonesia, A History karya RE Elson tidak ada tempat bagi Islam.
Nama
KH Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan dan H Agus Salim tidak tertulis dalam
buku itu. Buku karya Ricklefs juga bernada sama. Yang tertulis hanya
nama Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto.
Ia mengakui, saat itu pandangan kalangan luar terhadap pesantren
mendapat kritikan, namun tanpa peran kiai dan pesantren, Indonesia saat
itu bisa hancur.
Terkait tantangan ke masa depan, Gus Sholah melihat bahwa potensi
pesantren dalam pendidikan amat besar, tetapi belum termanfaatkan secara
baik.
"Ada potensi lain yang bisa dimanfaatkan, tapi hampir belum
tersentuh, yaitu dalam aspek ekonomi. Inilah salah satu potensi yang
akan menjadi bidang garapan dari YP3I dan pihak lain," ujar lulusan
Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.
YP3I didirikan oleh belasan tokoh pesantren lintas organisasi
masyarakat, cendekiawan lintas kampus, dan beberapa pengusaha muslim.
Yayasan
tersebut dibentuk untuk menguatkan peran pesantren dalam tiga ranah,
yaitu sebagai benteng pembangunan karakter, pembangunan ekonomi umat,
dan salah satu pilar kekuatan kepemimpinan bangsa.
Dalam yayasan tersebut, Gus Sholah ditunjuk menjadi Ketua Dewan
Pembina YP3I, sedangkan Ketua Umum YP3I dijabat Marzuki Alie
Selain diisi orasi Gus Sholah, deklarasi YP3I juga terdapat pameran produk unggulan dari berbagai pesantren di Indonesia.
Beberapa kiai dan cendekiawan juga hadir dalam acara itu, yakni
Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Sholeh Qosim, Imam Besar Masjid
Al-Akbar KH Ahmad Zahro, pengurus Masjid Istiqlal KH Muzammil Basuni,
Pengasuh Pesantren Darunnajah Jakarta Shofwan Manaf, Rektor Universitas
Darussalam Gontor KH Fathullah Amal Zarkasyi dan Presiden Indonesian
Islamic Business Forum (IIBF) Heppy Trenggono.
Gus Sholah: Pesantren pembentuk patriotisme Indonesia
Minggu, 19 Maret 2017 7:57 WIB
......Ada potensi lain yang bisa dimanfaatkan, tapi hampir belum tersentuh, yaitu dalam aspek ekonomi......