Jakarta (Antaranews Jambi) - Kepala Polisi Antiteror Inggris, Neil Basu, pada Rabu (4/7), memastikan bahwa dua warga Inggris terpapar racun syaraf Novichok, jenis racun yang digunakan untuk menyerang mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia pada Maret silam.
"Saya telah menerima hasil pengujian dari Porton Down (pusat riset militer) yang menyatakan kedua warga sipil itu terpapar racun syaraf Novichok," kata Basu kepada wartawan sebagaimana dilansir Reuters.
Polisi Antiteror Inggris kini memimpin penyelidikan kasus tersebut, namun Basu mengaku belum jelas bagaimana keduanya bisa terpapar Novichok atau apakah mereka memang ditarget.
"Saya belum memiliki data intelijen ataupun bukti bahwa mereka memang ditarget. Tidak ada catatan dalam rekam jejak mereka yang mengisyarakatan ke sana sama sekali," kata Basu.
Amesbury, lokasi ditemukannya kedua warga Inggris tersebut, terletak 11 km di utara Salisbury, tempat kejadian perkara ditemukannya Skripal dan Yulia dalam keadaan tidak sadar pada 4 Maret lalu.
Sekirat 100 personel polisi antiteror dilibatkan dalam penyelidikan kasus terpaparnya dua warga Inggris tersebut dan polisi telah mengamankan sedikitnya lima titik, termasuk taman dan sebuah bangunan di Salisbury, juga toko farmasi dan gereja Baptis di Amesbury.
Baca juga: Dua orang dirawat di Inggris karena paparan zat misterius
Baca juga: Moskow sebut Inggris tahan paksa Yulia Skripal
Baca juga: Rusia: peracunan mata-mata untungkan Inggris
Kepala Kesehatan Inggris, Sally Davies, menegaskan bahwa risiko paparan Novichok terhadap publik umum tetap rendah meski terjadi kasus yang mengorbankan dua warga Inggris.
"Sebagai kepala kesehatan negara, saya menegaskan bahwa ancaman Novichok untuk masyarakat tetap rendah," kata Davies kepada wartawan.
Juru bicara Perdana Menteri Theresa May menyatakan komite penanggulangan keadaan darurat pemerintah telah melakukan pertemuan untuk membahas insiden tersebut.
Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid akan memimpin pertemuan tersebut pada Kamis setempat.
"Dugaan sementara paparan ini insidental, bukan serangan kedua menyusul yang dilakukan terhadap Sergei dan Yulia Skripal di Salisbury awal tahun ini," kata Javid.
"Saya telah menerima hasil pengujian dari Porton Down (pusat riset militer) yang menyatakan kedua warga sipil itu terpapar racun syaraf Novichok," kata Basu kepada wartawan sebagaimana dilansir Reuters.
Polisi Antiteror Inggris kini memimpin penyelidikan kasus tersebut, namun Basu mengaku belum jelas bagaimana keduanya bisa terpapar Novichok atau apakah mereka memang ditarget.
"Saya belum memiliki data intelijen ataupun bukti bahwa mereka memang ditarget. Tidak ada catatan dalam rekam jejak mereka yang mengisyarakatan ke sana sama sekali," kata Basu.
Amesbury, lokasi ditemukannya kedua warga Inggris tersebut, terletak 11 km di utara Salisbury, tempat kejadian perkara ditemukannya Skripal dan Yulia dalam keadaan tidak sadar pada 4 Maret lalu.
Sekirat 100 personel polisi antiteror dilibatkan dalam penyelidikan kasus terpaparnya dua warga Inggris tersebut dan polisi telah mengamankan sedikitnya lima titik, termasuk taman dan sebuah bangunan di Salisbury, juga toko farmasi dan gereja Baptis di Amesbury.
Baca juga: Dua orang dirawat di Inggris karena paparan zat misterius
Baca juga: Moskow sebut Inggris tahan paksa Yulia Skripal
Baca juga: Rusia: peracunan mata-mata untungkan Inggris
Kepala Kesehatan Inggris, Sally Davies, menegaskan bahwa risiko paparan Novichok terhadap publik umum tetap rendah meski terjadi kasus yang mengorbankan dua warga Inggris.
"Sebagai kepala kesehatan negara, saya menegaskan bahwa ancaman Novichok untuk masyarakat tetap rendah," kata Davies kepada wartawan.
Juru bicara Perdana Menteri Theresa May menyatakan komite penanggulangan keadaan darurat pemerintah telah melakukan pertemuan untuk membahas insiden tersebut.
Menteri Dalam Negeri Inggris Sajid Javid akan memimpin pertemuan tersebut pada Kamis setempat.
"Dugaan sementara paparan ini insidental, bukan serangan kedua menyusul yang dilakukan terhadap Sergei dan Yulia Skripal di Salisbury awal tahun ini," kata Javid.
Penerjemah: Gilang Galiartha