Jambi (Antaranews Jambi)- SKK MIGAS mendukung pengembangan rintisan ekowisata kopi liberika (coffea liberica) berbasis komunitas di Kelurahan Mekar Jaya, Kecamatan Betara, Tanjungjabung Barat, Jambi, yang berada di wilayah kerja industri hulu migas PetroChina Internasional Jabung Ltd.
"Kami sangat mendukung rintisan ekowisata tersebut, karena ini memang implementasi dari kebijakan SKK Migas yang hadir dengan program di wilayah pengelolaan industri hulu migas," kata Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Adiyanto Agus Handoyo di Gerai UMKM Mekar Jaya, Tanjab Barat, Senin.
Pengembangan rintisan ekowisata kopi liberika berbasis komunitas itu nantinya akan didanai melalui dana corporate sosial responbility (CSR) PetroChina Internasional Jabung Ltd yang merupakan perusahaan yang bergerak dalam hulu migas.
"Salah satu yang menjadi tanggung jawab industri hulu migas di daerah penghasil adalah bagaimana masyarakat juga merasakan manfaatnya," kata dia.
Untuk pengembangan rintisan ekowisata kopi liberika tersebut, pihak PetroChina terlebih dahulu mensinkronkan dengan sejumlah pihak, yakni Pemerintah Daerah setempat dan komunitas masyarakat di kelurahan tersebut.
Hadi dalam diskusi terfokus untuk pengembangan ekowisata tersebut, adalah Field Manager PetroChina Internasional Jabung Ltd, Slamet Supriyanta dan Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Kabupaten Tanjungjabung Barat, Ottoriyadi serta dari kalangan akademisi Universitas Jambi.
Program tanggung jawab sosial dari perusahaan hulu migas tersebut diprogramkan bersama dengan pemerintah dan masyarakat, baik dalam bentuk rencana dan aspirasi dengan kesiapan masyarakatnya yang akan memperoleh program itu.
Dipilihnya program pengembangan rintisan ekowisata kopi liberika di daerah itu kata Adiyanto, karena melihat potensi daerah yang merupakan menjadi daerah penghasil komoditi kopi liberika. Selain itu di Kelurahan Mekar Jaya juga terdapat sentra gerai UMKM yang juga merupakan hasil binaan perusahaan hulu migas tersebut.
Menurut dia, nantinya akan banyak manfaatnya dengan ekowisata liberika ini, yakni sebagai tempat edukasi bagi masyarakat mengenai pembibitan sampai proses pemasaran kopi liberika.
"Kemudian jika sudah program ini sudah jalan maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan juga menjaga nilai konservasi dari ekosistem kawasan kopi," katanya menjelaskan.
Sementara itu, di Jambi produsen kopi liberika terkonsentrasi di wilayah Tanjung Jabung, karena di daerah itu kopi liberika umumnya dapat tumbuh di lahan gambut atau dengan ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Menurut Budi R Minulyo selaku pemateri dari luar mengatakan, program pengembangan rintisan ekowisata liberika tersebut sejalan dengan kondisi masyarakat di Kelurahan Mekar Jaya, yang mana sekitar 78 persen mata pencaharian masyarakat adalah sebagai petani.
Kemudian sekitar 64 persen rumah tangga di kelurahan tersebut mempunyai lahan pertanian kopi liberika dengan luasan rata-rata dua hektare.
"Di wilayah ini umumnya jenis kopi yang dibudidayakan adalah liberika yang saat ini telah berumur sekitar 8-10 tahun, sehingga program ekowisata liberika berbasis komunitas ini sangat potensial," kata Budi menambahkan. ***