Jayapura (ANTARA) -
Dari keterangan tertulis yang diterima dari Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono di Jayapura, Kamis, menyebutkan hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan magnitudo 6,3 SR yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 6,2.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 2,23 Lintang Selatan (LS) dan 138,53 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 45 kilo meter arah Barat daya Kota Sarmi, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua pada kedalaman 11 kilo meter, tambahnya.
Ia mengemukakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.
Ia melanjutkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi di wilayah Kabupaten Sarmi ini merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sistem Sesar Mamberamo, tepatnya di sebelah Timur Laut Sarmi.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dipicu oleh penyesaran miring yang merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique-thrust), sebutnya.
Guncangan gempabumi ini, kata dia dilaporkan dirasakan di Sarmi III-IV MMI, Sentani II-III MMI, Wamena I-II MMI. Hingga kini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 00.43 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan kekuatan magnitudo 4,9.
Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, ujarnya.
Rahmat memastikan, informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website (http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user pemda ,pwd pemda-bmkg) atau infobmkg.