Jayapura (ANTARA) - Faktor cuaca hujan dan berkabut di Oksibil, Kabuapten Pegunungan Bintang masih menghambat pencarian heli TNI AD MI 17 No Reg HA 5138 yang hilang kontak pada Jumat dua pekan lalu.
"Dua hari belakangan ini disini cuacanya ekstrem, cepat sekali berubah, gelap, hujan, kabut tebal. Apalagi di Pegunungan Bintang pada Juni hingga Agustus terkenal seperti ini cuacanya," kata Komandan Satgas (Dansatgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-PNG dari TNI AD Yonif 725/WRG Letkol Inf Hendry Ginting ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa tim SAR gabungan TNI dan Polri, pemda dan warga setempat ikut membantu mencari lewat jalur darat, bahkan ada warga di beberapa kampung terdekat dengan dugaan lokasi hilang kontak heli tersebut masih bertahan di hutan.
"Kemarin kami menyusuri Kampung Mimin, Distrik Oksob, mencari informasi di masyarakat. Juga, kami bersama warga mencari di sekitar Gunung Mol dan Aprof. Warga yang dua hari kesana bantu pencarian belum kembali, hingga kini belum ada kabar terkait pencarian tersebut," katanya mengaku masih di Oksibil.
Hendry berharap lima personel 725/WRG yang menjadi penumpang heli tersebut bersama pilot dan enam kru segera ditemukan.
"Kami berharap yang terbaik. Jika mereka mendarat mendadak di suatu lokasi, semoga bisa bertahan hidup. Semoga ada sinyal dari telepon satelit yang biasa dibawa oleh kru pesawat atau heli, sehingga hal itu bisa membantu deteksi," katanya.
Ketika ditanya apakah sudah menghubungi keluarga dari lima personel yang hilang kontak itu, Hendry mengaku bahwa hal itu sudah dilakukan.
"Sudah, Wadan Satgas saya sudah hubungi keluarga dan menjelaskan soal masalah yang dihadapi. Keluarga dari para prajurit saya hanya meminta agar terus dilakukan pencarian dan berdoa agar segera ditemukan," katanya.
Sebelumnya, Helikopter MI 17 milik TNI AD hilang kontak sesaat lepas landas dari Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, pada Jumat dua pekan lalu.
Pesawat dilaporkan membawa 12 orang terdiri dari tujuh orang kru dan lima orang personel Satgas Yonif 725/WRG yang akan melaksanakan pergantian pos.
Adapun nama-nama awak helikopter tersebut, yaitu Kapten CPN Aris (pilot), Lettu CPN Bambang (pilot), Lettu CPN Ahwar (co pilot), Serka Suriyatna, Serda Dita, Praka Dwi Purnomo, dan Pratu Aharul.
Sedangkan penumpang yang merupakan anggota Yonif 725/WRG, yaitu Serda Ikrar Setya Nainggolan, Pratu Yanuarius Loe, Pratu Risno, Prada Sujono Kaimuddin, dan Prada Tegar Hadi Sentana.