Jambi (ANTARA) - Kendati kebakaran lahan terjadi di kawasan Kabupaten Muarojambi yang merupakan daerah penyangga Kota Jambi, namun kualitas udara di kota berjuluk "Tanah Pilih Pusako Batuah" itu masih baik, Kamis.
Berdasarkan pantauan alat ukur Air Quality Monitoring Systim (AQMS) di Kota Jambi menunjukkan index standar pencemaran udara (ISPU) pollutant standard index (PSI) udara didaerah itu masih dalam kategori baik.
"Berdasarkan yang terbaca dari alat ukur kualitas udara yang kita pasang, kualitas udara di Jambi masih dalam keadaan baik, meski minggu terakhir bulan Juli lalu kualitas udara yang terbaca dalam keadaan sedang," kata Kepala Seksi Pengendalian Pencemaran Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi Dian Hariani di Jambi.
Melalui alat ukur kualitas udara tersebut, ada lima parameter indeks standar yang terbaca, diantaranya Partikulat (PM10), Karbondioksida (CO), Sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2) dan Ozon (O3).
Dari alat ukur yang terpasang parameter indeks standar kualitas udara di daerah itu berada pada rentang nilai 0-50, yang artinya dalam keadaan baik. Sementara pada minggu ke empat bulan Juli rentang nilai parameter indeks standar kualitas udara didaerah itu berada pada rentang 51-100 yang artinya dalam keadaan sedang.
"Dari lima parameter, hanya parameter sulfur dioksida (SO2) yang berada direntang nilai 51-100, sementara nilai empat parameter lainnya berada di bawah 50, nilai parameter sulfur dioksidapun hanya berada di angka 53 sampai 54," kata Dian Hariani.
Alat ukur kualitas udara tersebut jika menunjukkan nilai dari rentang 0-50 menunjukkan kualitas udara baik, 51-100 sedang, 100-199 tidak sehat dan 200-299 sangat tidak sehat.
Salah satu penyebab kualitas udara di daerah itu alami perubahan dari kualitas baik menjadi sedang yakni polusi asap yang disebabkan oleh intensitas kebakaran hutan dan lahan yang semakin meningkat.
Index standar pencemaran udara, pollutant standard index dalam kategori baik tersebut artinya tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan, dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan dan nilai estetika. Sementara dalam keadaan sedang, artinya tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika.
Meski masih dalam keadaan kategori baik, masyarakat di imbau untuk lebih waspada, mengingat saat ini kebakaran hutan dan lahan semakin marak terjadi. Selain itu masyarakat di imbau untuk tidak membakar sampah maupun membuka lahan dengan cara di bakar karena dapat menyebabakan kebakaran hutan dan lahan.