Kendari (ANTARA) - Salah seorang Siswa Luar Biasa (SLB) BF Mandara, Kota Kendari, yang mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dalam lomba Pantonim Tahun 2019 di tingkat nasional berhasil mendapat juara tiga.
Siswa tersebut bernama Muhammad Fikhi Pratama, yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Mandara Kendari.
Meskipun dirinya mengalami gangguan autis sejak lahir, tetapi dirinya mampu menorehkan prestasi gemilang dan mengharumkan nama Sulawesi Tenggara di tingkat nasional serta bisa menjadi contoh dan motivasi bagi siswa-siswi lainnya untuk menyalurkan minat dan bakatnya.
Pendamping perwakilan Sultra yang guru pendamping Pantomim, yang juga sebagai guru seni Budaya SLB BF Mandara, Sartika Dewi mengatakan juara pertama pada lomba Pantomim 2019 tersebut adalah Provinsi DKI Jakarta dan juara kedua adalah Provinsi Jawa Timir. Lomba diadakan pada tanggal 16 sampai 18 September 2019 di Bandar Lampung.
"Aspek yang menjadi penilaian dalam lomba tersebut adalah keaktoran dan kreaktivitas, Selanjutnya kriteria penilaian teknik gerakan diantaranya penguasaan ruang, imajinasi, penghayatan, dan alur cerita," kata Sartika Dewi, di Kendari, Kamis.
Sementara itu, Kepala Sekolah SLB BF Mandara, Sunanto Wibowo mengatakan sangat bangga karena siswanya bisa menoreh prestasi di tingkat nasional.
"Alhamdulillah, di tengah keterbatasan anak-anak kami yang belajar di SLB-BF Mandara mereka bisa dan mampu mengukir prestasi ditingkat nasional, tentunya ini adalah hasil dari upaya perjuangan yang cukup menguras waktu tenaga dan pikiran untuk bagaimana bisa membina, melatih dan mendidik mereka," kata Sunanto Wibowo.
Sunanto Wibowo mengungkapkan prestasi murid di SLB Mandara ini cukup beragam, mulai dari melukis, pembuatan bahan kerajinan tangan, MTQ dan kreasi lainnya.
Selain itu, Sunanto berharap ke depan ketika ada siswa yang mewakili Sultra dalam pola pembinaannya harus melibatkan orang yang lebih ahli dalam bidang tersebut yang mempunyai kompetensi dan keahlian dalam bidang tersebut, untuk memang menggembleng anak-anak, karena kalau seperti di provinsi lain anak-anak dikarantina, dan ketika dikarantina itu memang melibatkan orang yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing.
"Sejauh ini, kami khususnya di SLB, betul-betul murni hasil bimbingan dan pembinaan dari gurunya, mudah-mudahan ke depan pemerintah lebih peduli lagi bahwa ternyata dibalik keterbatasan ternyata ada juga prestasi tercapai dan membanggakan Sulawesi Tenggara," katanya.*
Siswa SLB Mandara Kendari beraksi di tingkat nasional lomba Pantonim
Kamis, 26 September 2019 11:08 WIB