Palembang (ANTARA) - Pakar media sosial Ismail Fahmi mengatakan analisis percakapan di media sosial (medsos) bisa dijadikan kunci sukses perusahaan, lembaga serta organisasi sosial dan pilitik di era revolusi industri 4.0 yang membuat pola pemikiran manusia berubah cenderung mempermudah sesuatu.
Kemampuan menganalisis dan memanfaatkan data besar (big data) di media sosial dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan sikap dan kebijakan mencapai kesuksesan, kata Pendiri PT Media Kernels Indonesia pada acara "Event Leader Impact Forum CEO" di Palembang, Selasa.
Sesuai dengan tema acara tersebut yakni kecerdasan bisnis (business inteligence) akselerasi transformasi proses bisnis, pendiri perusahaan yang menaungi 'Drone Emprit' sebuah sistem untuk memantau dan menganalisis media daring (online) maupun media sosial berbasis big data seperti Twitter, Facebook, dan Instagram mengajak peserta diskusi dari perusahaan penyedia barang dan jasa, perusahaan media, serta lembaga pendidikan tinggi di Palembang untuk memanfaatkan 'big data" medsos.
"Big data untuk memudahkan menentukan sikap mengambil kebijakan bisnis meningkatkan modal dan produksi serta kebijakan suatu organisasi dan lembaga dalam menyukseskan suatu program kerja," ujarnya.
Melalui 'big data" dapat diketahui produk apa saja yang sedang laris dan tidak laku, serta dapat pula diketahui hal-hal apa saja yang sedang menjadi perhatian atau percakapan masyarakat.
Dengan mengetahui informasi tersebut dapat membantu menentukan arah hal-hal apa saja yang harus dilakukan dan tidak dilakukan sehingga bisa diraih kesuksesan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, kata pakar medsos itu.
Sementara Ketua Program Studi Teknik Industri Program Magister Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Winda Nur Cahyo pada kesempatan yang sama menambahkan 'Business Intellegence' merupakan kunci sukses bagi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya di era revolusi industri 4.0.
Hal tersebut dipengaruhi kemampuan pemanfaatan 'big data' dapat meningkatkan kecerdasan bisnis (Business Intellegence) karena bisa diketahui produk apa saja yang sedang laris dan tidak laku.
Industri 4.0 basisnya data, namun hingga kini masih banyak perusahaan di Indonesia belum terlalu peduli terhadap pentingnya data.
"Data masih tersebar di mana-mana dan tidak dikumpulkan, padahal data base sangat menentukan arah kemajuan perusahaan ke depan,” ujar Winda pada acara yang digelar atas kerja sama PT Media Kernels Indonesia dengan Program Magister Fakutas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dan Prodi Teknik Indistri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang.