Jambi (ANTARA) - PT Lestari Asri Jaya (LAJ), anak usaha PT Royal Lestari Utama (RLU), bersama dengan Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh (BTNBT) menggelar pelatihan budidaya lebah madu untuk warga sekitar taman nasional tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Kegiatan itu diikuti sekitar 30 peserta yang berasal dari warga di dalam taman nasional maupun warga sekitar kawasan taman wilayah Cinta Alam/Wildlife Conservation Area (WCA), kata Kepala Balai Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Fifin Arfiana, didampingi Direktur RLU Meizani Irmadhiany, dalam rilisnya yang diterima, Rabu.
Fifin mengatakan pelatihan ini adalah salah satu wujud kerja sama TNBT dengan anak usaha RLU, PT LAJ, yang meliputi perlindungan kawasan penyangga, pengawetan flora dan fauna, restorasi ekosistem, serta pemberdayaan masyarakat.
"Kegiatan ini penting dalam rangka upaya perlindungan kawasan ekosistem, serta flora dan fauna serta pemberdayaan masyarakat dalam wujud pelatihan budidaya lebah madu yang diharapkan berdampak pada kesejahteraan warga dan memberikan dampak positif pada upaya perlindungan kawasan, flora dan fauna," katanya.
Sementara itu, Meizani mengatakan pelatihan ini adalah wujud komitmennya untuk memberdayakan masyarakat sekitar hutan dan melalui pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan melalui sumber penghidupan berbasis non-lahan.
Selain meningkatkan kesejahteraan warga, sejatinya pelatihan budidaya lebah ini juga ditujukan untuk meminimalkan kerusakan lahan pertanian warga serta konflik satwa dengan binatang seperti antara gajah dengan manusia. Berdasarkan penelitian, gajah takut dengan koloni lebah.
Sementara itu Wakil Sekretaris Jendral Asosiasi Perlebahan Indonesia, Didik B Purwanto yang juga menjadi tim pengajar dalam kegiatan ini mengungkapkan bahwa budidaya lebah madu sebagai pagar alami untuk gajah ini adalah inovasi yang akan terus dikembangkan di Indonesia.
"Budidaya lebah madu juga akan membuat masyarakat melakukan penghijauan sekaligus menyediakan pakan bagi lebah madu. Penanaman pakan atau tumbuhan bagi lebah madu juga dimaksudkan sebagai uji coba batas alam areal gajah sumatera," kata Didik.
Melalui pelatihan ini warga diharapkan mampu membudidayakan lebah madu dari jenis apis cerana yang memiliki sengat dan dikenal sebagai lebah yang relatif mudah untuk dibudidayakan. Selain produktif menghasilkan madu, lebah ini juga dapat dipanen produk lainnya, antara lain lilin yang banyak dibutuhkan oleh perajin batik.
Selain itu warga juga dilatih untuk membudidayakan lebah kelulut (meliponinae). Lebah Kelulut adalah jenis lebah yang memiliki ukuran relatif lebih kecil dari lebah pada umumnya dan tidak memiliki sengat (stingless bees). Madu Kelulut saat ini digemari karena kemudahan pemeliharaan. Harga jual madunya yang atraktif, menghasilkan propolis yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia sehingga berpotensi meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan warga serta kesehatan lingkungan hidup.
Dengan kesejahteraan yang meningkat, diharapkan warga tidak lagi melakukan perambahan hutan. Salah satu tantangan utama dalam pengelolaan kawasan hutan produksi secara lestari adalah laju perambahan.
Sebagai perusahaan Hutan Tanaman Industri di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, RLU sudah merespons situasi itu dengan berpedoman pada Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Pedoman Pemetaan Potensi dan Resolusi Konflik.
"Tidak hanya budidaya lebah madu, untuk meningkatkan kesejahteraan warga RLU juga melakukan transfer teknologi budidaya pertanian. Salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat Desa Kuamang dan pasca pembinaan oleh perusahaan, kini warga desa kesejahteraannya lebih meningkat berkat budidaya tanaman pangan dan sayuran," kata Meizani.
Terkait pelestarian lingkungan dan satwa, RLU juga mendedikasikan lahan untuk kawasan konservasi termasuk mendirikan WCA. Perseroan juga memiliki tim konservasi khusus termasuk ranger yang bertugas melakukan perlindungan kawasan, monitoring flora dan fauna, penanaman pada area yang rusak dan edukasi kepada masyarakat.*