Jambi (ANTARA) - Produktivitas jeruk di Kabupaten Sarolangun cukup menjanjikan bagi para petani jeruk. Kegiatan budidaya jeruk siam banjar ini dapat ditemukan di desa Muara Limun Kecamatan Limun.
Mengapa memilih jeruk siam banjar?
Karena menurut petani setempat bahwa hasil panen jeruk sangat menjanjikan dibandingkan tanaman lain, bahkan hasil penjualan dapat berlipat ganda . Dalam satu hektare dapat mencapai 25 ton/ha, kata Hamdani yang juga ketua kelompok tani.
“Namun untuk mendapatkan hasil tersebut, minimal selama dua sampai tiga tahun baru dapat dipanen,” katanya.
Lahan yang telah ditanami seluas 40 hektare dengan luas panen 20 hektare dengan hasil panen yang sudah dilakukan mencapai 500 ton/20 hektare.
Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di Desa Muara Limun Riansyah berpendapat bahwa perlunya petani melakukan pemeliharaan yang tepat selama melakukan budidaya jeruk siam bajar ini.
“Dalam budi daya ini perlu keuletan dan ketelatenan, serta kita sangat diuntungkan dengan sifat tanah yang cukup subur, sehingga memudahkan bagi petani untuk berusaha tani” kata Riansyah.
Sementara itu, Kepala Dinas TPHP Kabupaten Sarolangun menjelaskan, ajakan petani menanam jeruk jenis siam banjar ini karena memiliki rasa manis dengan sedikit kombinasi asam sehingga memberikan sensasi segar yang tidak dimiliki jeruk lain siam selama bulan puasa mengalami peningkatan, berkisar Rp25.000 - hingga Rp27.000.
“Harga jeruk banjar ini dengan harga tolak dari petani sekitar Rp17.000 - Rp20.000 per kilogram,” ungkapnya.
Sebagaimana produk hortikutura umumnya, jeruk mempunyai karakteristik yang mudah rusak sehingga hal tersebut sangat berdampak terhadap harga dan pendapatan petani.
“Kita pantau terus kegiatan, PPL kita harus focus dan aktif, apalagi petani kita sangat suka menyerap informasi dan teknologi terbaru agar produksi meningkat, Insya Allah Kabupaten kita aman dan sejahtera” tambah Sakwan.
Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala BPPSDMP pada beberapa kesempatan bahwa petani tidak boleh berhenti, manfaatkan informasi dan teknologi untuk hasil produksi maksimal.