Jakarta (ANTARA) - Gerakan "Kita Lawan Covid-19" bersama Inovator 4.0 berinisiatif meluncurkan aplikasi mandiri bernama Lawan COVID FC19S untuk melacak penyebaran virus corona di tanah air.
Salah satu ide yang mendasari pembuatan aplikasi ini, kata dia, adalah memungkinkan masyarakat mendeteksi dan menghentikan penyebaran, meski Indonesia mengalami keterbatasan test kit dan alat uji lainnya.
Baca juga: Presiden tinjau penyaluran bantuan sembako di Johar Baru
Baca juga: Ganjar kirim 7.000 paket sembako untuk warga Jateng di Jabodetabek
"Berbekal aplikasi Lawan Covid FC19S, masyarakat dari Sabang sampai Merauke mampu secara mandiri membantu Gugus Tugas meredam penyebaran penyakit yang sudah merebut banyak nyawa ini," kata Connie.
Semakin banyak orang yang mengakses dan menggunakan aplikasi ini, diharapkan bisa mengumpulkan data mengenai penderita, PDP, ODP, bahkan orang tanpa gejala (OTG) yang selengkap-lengkapnya.
"Sehingga ke depannya, aplikasi ini bisa membantu pemerintah membuat kurva epidemi yang akurat dan bisa membuat kebijakan yang lebih tepat," ujarnya.
Connie menjelaskan bahwa Kita Lawan Covid-19 adalah gerakan masyarakat yang ingin andil dalam memerangi pandemi ini di Indonesia. Aplikasi Lawan Covid FC19S sendiri dikembangkan oleh anak negeri yang tergabung dalam Inovator 4.0 Indonesia.
Cara menggunakan aplikasi Lawan Covid FC19S cukup mudah. Bisa dengan mencari aplikasi tersebut di Google Playstore, dengan nama "LawanCovid19" atau mendaftar di situs www.kitalawancovid19.com. Dari situ, aplikasi Lawan Covid FC19S bisa diunduh dan diinstal di ponsel pintar atau smartphone.
"Setelah diinstall di ponsel pintar kita, pengguna cukup memasukkan data tentang suhu tubuh dan menjawab beberapa pertanyaan penting dengan model ya dan tidak. Dengan artificial intelligence yang tertanam di dalam Lawan Covid FC19S, aplikasi akan langsung menunjukkan status kedaruratan kita," papar Connie.
Baca juga: PSBB di Riau ditandai dengan penyemprotan disinfektan secara serentak
Baca juga: 239 warga terindikasi terpapar corona tempati Asrama Haji Surabaya
Jika berada di zona merah (risiko tinggi), maka aplikasi akan langsung menghubungkan pengguna ke nomor darurat (Kemenkes 119, BNPB 117 dan 102). Jika berada di zona kuning aplikasi akan langsung menyarankan pengguna untuk pergi ke RS rujukan.
Selain itu, aplikasi juga akan memberi saran agar pengguna dapat tetap tenang bila berada di Zona Hijau.
"Intinya, bahwa hanya dengan sedikit tindakan dari kita, sudah membantu mencegah penyebaran dan bisa menyelamatkan nyawa," ucapnya.
Connie mengharapkan agar masyarakat secara mandiri membantu dirinya sendiri, lingkungan, sesama, dan juga pemerintah.
"Covid-19 bukan semata masalah kesehatan tetapi dalam skala masif dan jangka panjang akan berimbas pada masalah terkait ekonomi, politik, sosial dan utamanya ketahanan nasional kita," ujarnya.
Ketua Umum Inovator 4.0 Indonesia, Budiman Sudjatmiko pun mendukung peluncuran aplikasi Lawan Covid FC19S.
"Aplikasi Lawan Covid FC19S adalah aplikasi yang akan memberi panduan bagi siapa pun tentang kesehatan dirinya dan keselamatan masyarakat di sekelilingnya,” kata Budiman.
Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan bahwa wabah Covid-19 akan lebih cepat dan efektif diatasi jika seluruh pihak memiliki kepedulian dan bergerak bersama.
Mulai dari pemerintah pusat dan daerah, tenaga kesehatan, peneliti, pelaku usaha, relawan hingga komunitas masyarakat.
"Pemanfaatan teknologi digital dalam bentuk aplikasi Lawan Covid FC19S ini merupakan bentuk kontribusi komunitas masyarakat, dalam hal ini gerakan Kita Lawan Covid-19 bersama Inovator 4.0 Indonesia," tuturnya.
Panduan dalam aplikasi ini, tambah dia, akan menjadi cara hidup normal baru, atau cara agar kita bisa bertahan dan selamat di masa pandemi Covid-19.
"Aplikasi ini mengajarkan pada kita hidup disiplin karena risikonya adalah keselamatan diri dan lingkungan. Mari kita segera mengunduh aplikasi Lawan Covid FC19S dan membuktikan bahwa kita mampu karena Indonesia satu," kata Budiman.
Baca juga: KKP ajak warga konsumsi ikan untuk lawan corona
Baca juga: Tanri Abeng sarankan BUMN lebih aktif tarik investasi asing saat COVID