London (ANTARA) - Produksi baja global anjlok 1,4 persen tahun-ke-tahun pada Agustus, penurunan pertama dalam lebih dari satu tahun, dan kemungkinan akan turun lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang karena para pejabat di produsen utama China sedang berusaha untuk mengekang polusi.
Produksi di China terpuruk 13,2 persen menjadi 83,2 juta ton, data menunjukkan.
"Mengingat bahwa pihak berwenang di China secara proaktif mendorong produksi yang lebih rendah di sana, kemungkinan penurunan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," kata Caroline Bain, kepala ekonom komoditas di Capital Economics, dalam sebuah catatan.
“Namun, masih harus dilihat apakah pihak berwenang China dapat tetap berada di jalurnya, terutama jika harga melonjak atau kelangkaan mulai muncul.”
Awal bulan ini, kementerian lingkungan China mengatakan pihaknya berencana untuk memasukkan lebih banyak kota dalam kampanye polusi udara musim dingin 2021 ketika Beijing berupaya membersihkan langit yang dipenuhi kabut asap.
Negara-negara lain melihat produksi yang lebih tinggi karena harga baja yang kuat dan permintaan yang sehat mendorong keuntungan.
Produksi baja di Jepang melonjak 22,9 persen pada Agustus dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2020, sementara produksi baja juga melambung 26,8 persen di Amerika Serikat dan 8,2 persen di India.
“Dilaporkan, India telah menjadi penerima keuntungan dari upaya-upaya China untuk membatasi ekspor bajanya,” tambah Bain.