New York (ANTARA) - Mata uang safe haven dolar AS, yen Jepang, dan franc Swiss, menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) karena aksi jual saham AS di tengah menurunnya harapan bahwa ekonomi global akan pulih dengan cepat dari pandemi Virus Corona.
Namun indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik karena investor menjual mata uang yang terkait dengan pengambilan risiko seperti euro, sterling, dan dolar Australia.
Baca juga: Saham Inggris jatuh lagi, Indeks FTSE 100 terpuruk 3,99 persen
"Hari ini, semangatnya tidak begitu kuat," kata Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex, Marc Chandler, di New York. "Satu perdagangan beriak melalui pasar: mengambil keuntungan dari ekuitas, mengalahkan pasar negara berkembang, melepaskan keuntungan dalam mata uang utama, dan berbondong-bondong ke pasar utang yang aman."
Pedagang mata uang mengambil petunjuk mereka dari pasar saham AS, di mana S&P 500 berada di jalur untuk hari terburuk sejak Maret.
“Keuntungan bersejarah dalam ekuitas ini benar-benar diuji. Ada beberapa kekhawatiran tentang infeksi ulang, tetapi pemikiran saya adalah bahwa hari ini tidak jauh berbeda dari awal minggu," kata Wakil Presiden Perdagangan dan Transaksi Tempus Inc, John Doyle, di Washington.
"Tapi mungkin karena seberapa cepat dan seberapa keras ekuitas telah naik dan dolar telah turun, pedagang mencari alasan untuk mengambil keuntungan dan membawa mereka dari posisi tertinggi mereka dan dolar dari posisi terendah mereka," tambahnya.
Baca juga: Harga emas "rebound," naik 19,1 dolar di tengah aksi jual saham global
Sejak akhir Mei dengan data ekonomi yang lebih baik dari perkiraan dan ketika ekonomi-ekonomi dan negara-negara bagian AS mulai dibuka kembali, dolar telah jatuh 3,5 persen terhadap mata uang utama.
Permintaan untuk mata uang safe-haven meningkat setelah Federal Reserve (Fed) mengeluarkan pandangan yang mengerikan tentang ekonomi AS pada Rabu (10/6/2020).
Setelah pertemuan dua hari, Fed mengisyaratkan pihaknya merencanakan dukungan luar biasa bertahun-tahun bagi ekonomi AS, yang oleh para pembuat kebijakannya diperkirakan akan menyusut 6,5 persen pada 2020, dengan tingkat pengangguran sebesar 9,3 persen.
Baca juga: Wall Street ditutup bervariasi, Indeks Dow Jones dan S&P lanjut jatuh
Investor juga khawatir tentang infeksi Virus Corona baru ketika dunia secara bertahap dibuka kembali setelah penutupan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Di Amerika Serikat, infeksi baru meningkat sedikit setelah lima minggu menurun, menurut analisis Reuters. Sebagian dari kenaikan ini adalah karena lebih banyak pengujian, yang mencapai rekor tertinggi pada 5 Juni sebanyak 545.690 tes dalam satu hari tetapi sejak itu turun.
Dalam perdagangan sore, dolar melemah 0,3 persen terhadap yen menjadi 106,84 yen, setelah sebelumnya turun ke palung satu bulan.
Dolar juga merosot ke level terendah tiga bulan terhadap franc Swiss menjadi 0,9399 franc, dan terakhir turun 0,2 persen pada 0,9424 franc.
Namun terhadap sekeranjang mata uang, dolar naik 0,5 persen menjadi 96,681 dipimpin oleh kenaikan terhadap euro. Euro melemah 0,5 persen menjadi 1,1314 dolar per euro.
Baca juga: Saham Spanyol tumbang, Indeks IBEX 35 anjlok 385,90 poin
Baca juga: Saham Jerman rontok 4 hari beruntun, Indeks DAX 30 anjlok 559,87 poin
Baca juga: Semua saham unggulan Prancis jatuh, Indeks CAC 40 menukik 4,71 persen