Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat tajam seiring kekhawatiran terhambatnya pemulihan ekonomi Amerika.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Senin, mengatakan, dolar AS terlihat melemah terhadap mata uang pasar berkembang dan mata uang utama dunia pagi ini.
"Pelemahan karena pasar khawatir dengan pemulihan ekonomi di AS yang bisa terhambat karena terus meningginya kasus penularan virus COVID-19 di AS dan konflik antara China yang bisa merembet ke urusan dagang kedua negara," ujar Ariston.
Potensi dikeluarkannya kebijakan stimulus baru pemerintah AS senilai 1 triliun dolar AS, lanjut Ariston, juga membantu pelemahan dolar AS.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi bergerak menguat di kisaran Rp14.500 per dolar AS hingga Rp14.700 per dolar AS.
Pada Jumat (24/7) lalu, rupiah ditutup melemah 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp14.610 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.580 per dolar AS.