Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mendorong industri alat dan mesin pertanian (Alsintan) nasional untuk memperbesar pemanfaatan komponen produk dalam negeri.
Saat melakukan kunjungan ke Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) di Tangerang Selatan, Banten, Selasa, dia mengatakan dibutuhkan industri mesin yang bermodal kuat untuk memperbesar porsi komponen lokal untuk alat dan mesin pertanian.
"Mekanisasi penting untuk memacu akselerasi produktivitas tapi sekarang seperti apa kesiapan kita. Jika kemampuan produksi alat dan mesin pertanian dari lokal bisa lebih besar, pemerintah memiliki daya intervensi yang kuat untuk terus meningkatkan penggunaan teknologi industri 4.0 dalam pertanian tradisional," katanya.
Kementan melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, tambahnya, sudah memiliki kapasitas yang cukup dalam menciptakan prototipe mesin pertanian.
Namun, Syahrul meminta setiap pengembangan protitipe bisa menggandeng berbagai UMKM sehingga potensi lokal lebih tergali.
"Ini butuh proses, dan butuh dukungan dari pemerintah daerah untuk memajukan industri alat dan mesin pertanian hasil dari lokal," katanya.
Mentan menyatakan, pemerintah akan terus mengajak investor-investor asing produsen alat dan mesin pertanian untuk membangun pabrik di Indonesia sehingga diharapkan terjadi transfer teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri.
"Kita akan coba melapor kepada Presiden untuk mengajak berbagai pihak, kita harus terbuka seperti negara lain juga terbuka jika industri kita ingin masuk berinvestasi," ujarnya.
Sementara itu Kepala BBP Mektan Badan Litbang Pertanian, Agung Prabowo mengatakan, pihaknya sudah menghasilkan berbagai prototipe alsintan hasil rekayasa BBP Mektan untuk mendukung pertanian maju, mandiri dan moderen, baik alat dan mesin pra panen, panen dan pengolahan hasil pertanian.
Selain itu laboratorium penguji BBP Mektan memiliki fasilitas uji lab traktor roda empat kapasitas hingga 200 hp, traktor roda dua, pompa air irigasi, sprayer, serta lab alsintan pascapanen.
Jumlah alat dan mesin yang telah diuji dalam tiga tahun terakhir, 286 unit tahun 2018, 325 unit tahun 2019, serta untuk Januari-November 200 sebanyak 233 unit senilai Rp2,3 miliar.