Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mengajak masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M karena virus corona jenis baru itu masih memerlukan waktu lama untuk hilang, meski vaksin telah tersedia untuk kelompok paling berisiko.
Ia mengatakan bahwa menurut Badan Kesehatan Dunia/WHO, virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19, tidak akan hilang dalam waktu dekat.
Virus masih akan berada di lingkungan sekitar dan berpotensi untuk terus melakukan mutasi. Sehingga virulen-virulen lain akan bisa muncul sesudah kondisi-kondisi tertentu yang membuat bentuk virus yang lainnya.
Kusmedi mengingatkan masyarakat bahwa virus SARS-CoV-2 akan bisa masuk ke dalam tubuh melalui mata, lubang hidung dan mulut melalui tangan yang mengusap area-area tersebut setelah sebelumnya memegangi benda-benda yang telah terinfeksi.
"Sehingga dia menempel ke sana, masuk ke dalam tubuh kita melalui pernapasan, kemudian masuk ke dalam paru-paru," katanya.
Oleh karena itu, untuk mencegah kemungkinan masuknya virus ke dalam tubuh, ia mengimbau masyarakat untuk sering mencuci tangan dengan sabun di bawah air yang mengalir atau juga memakai sabun penyanitasi tangan.
Kemudian, untuk mencegah penularan melalui percikan dari mulut atau hidung penderita pada saat orang itu batuk atau bersin, masyarakat juga diimbau untuk memakai masker dan juga menjaga jarak minimal 1,5 meter.
Sekitar 1,2 juta dosis vaksin COVID-19 memang telah didatangkan ke Indonesia, tetapi untuk saat ini vaksin-vaksin tersebut akan diprioritaskan untuk orang-orang yang paling berisiko tertular, yaitu para tenaga medis.
Untuk itu, meski telah ada vaksin, masyarakat masih tetap harus disiplin menerapkan protokol 3M karena kondisi saat ini masih mengharuskan masyarakat untuk hidup berdampingan dengan pandemi tersebut.
Oleh karena itu, meski masyarakat masih harus hidup berdampingan dengan COVID-19, tetapi mereka akan tetap bisa beraktivitas sebagaimana mestinya jika terus diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan.