Jakarta (ANTARA) - Agama berperan besar pengembangan ekonomi kerakyatan dan perdamaian, kata Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri pembukaan Religious 20 (R20) dan mengingatkan BUMN punya tugas menyukseskan dua ajang besar dalam rangkaian KTT G20 yakni Music 20 (M20) dan R20.
Ajang M20 dan R20 menjadi hal baru dalam KTT G20 karena Indonesia ingin menawarkan hal berbeda dibanding KTT G20 sebelumnya. Erick mengatakan ajang M20 dan R20 akan terus didorong agar digelar di negara lain.
"Ini supaya ada kontinuitas, jangan G20 seperti menara gading, tapi tidak memberikan keputusan-keputusan kepada rakyat. Justru ini yang kita coba turunkan, bagaimana di Indonesia beda bahwa people to people movement menjadi penting, itu kenapa ada M20 dan R20," katanya.
Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) itu juga mengatakan R20 juga menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi rumah bagi keberagamaan dan contoh dalam penerapan toleransi.
Erick Thohir menilai ajang itu dapat menjadi momentum dalam menyelesaikan sejumlah persoalan yang tengah terjadi saat ini, baik dari geopolitik hingga perekonomian yang penuh ketidakpastian. BUMN sejak awal berkomitmen berkolaborasi dengan para tokoh agama dalam pemulihan ekonomi dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
"Peran para tokoh agama tidak bisa diabaikan. Saat pandemi, para tokoh agama banyak membantu pemerintah dan masyarakat dalam mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan hingga program vaksinasi," ujarnya.
Dukungan yang ditunjukkan para tokoh agama menjadi salah satu kunci keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi COVID-19.
"Kita masih ingat betul, para tokoh agama bekerja keras dalam memberikan pemahaman kepada para jamaah terkait adaptasi dalam ibadah saat pandemi melanda," kata Erick Thohir.
Dia berharap ajang tersebut kian memperkokoh silaturahmi para tokoh agama di berbagai dunia. Para tokoh agama mempunyai peranan besar dalam menyebarkan virus perdamaian dan keberpihakan terhadap ekonomi kerakyatan.