Jambi (ANTARA) - Indeks inklusi keuangan masyarakat Jambi masih berada pada angka 64,83 persen dan literasi keuangan Jambi sebesar 35,17 persen sehingga OJK Provinsi Jambi menargetkan mampu meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di atas angka nasional.
Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi , Endang Nuryadin saat ditemui dalam kegiatan vaksinasi pimpinan industri keuangan Provinsi Jambi, Selasa (23/3) mengatakan inklusi keuangan Provinsi Jambi masih di bawah angka nasional. Untuk itu, OJK Jambi menargetkan mampu meningkatkan minimal setara dengan angka indeks inklusi keuangan nasional yakni sebesar 76,19 persen.
“Kami optimis setelah ini mampu meningkatkan pergerakan perekonomian nanti ujungnya akan meningkatkan inklusi keuangan Jambi,” katanya.
Menurut dia pandemi sempat menjadi hambatan bagi OJK untuk memberikan literasi atau pemahaman masyarakat terkait produk dan layanan keuangan. Namun program vaksinasi yang saat ini sedang berjalan diyakini OJK mampu meningkatkan perekonomian sehingga mendorong peningkatan inklusi keuangan di Jambi.
Berdasarkan gendernya, indeks inklusi keuangan Jambi pada laki-laki sebesar 70,53 persen sedangkan pada wanita sebesar 59,16 persen. Dari wilayahnya, indeks inklusi keuangan di perkotaan sebesar 77,49 persen dan di perdesaan sebesar 52,11 persen.
Sementara itu, untuk literasi keuangan di provinsi Jambi juga masih pada angka 35,17 persen sedangkan secara nasional sebesar 38,03 persen.
“Literasi keuangan di Jambi memang memiliki hambatan selama pandemi, karena wilayah yang luas dan jangkauan yang sulit salah satunya jaringan internet yang belum sepenuhnya terjangkau kesemua pelosok,” ujar Endang.
OJK siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuan literasi agar masyarakat bijak dalam mengelola keuangan.
“Kalau tingkat literasinya sudah meningkat, masyarakat dapat mengelola keuangan dengan bijak. Tak ada lagi yang terjerat investasi bodong,” katanya menambahkan.