OJK Jambi sebut 'Gen Z' berperan dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan

Jambi (ANTARA) -
Generasi Z memiliki peranan yang kuat dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan saat ini. Demikian yang dikatakan oleh Kepala Kantor OJK Provinsi Jambi,  Yudha Nugraha dalam  kegiatan kelas literasi keuangan online (Kelana), Jumat (15/10).

"Generasi ini memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan inklusi keuangan termasuk di Jambi  karena mendominasi jumlah penduduk untuk saat ini,"kata Yudha.

Yudha mengatakan, hasil sensus penduduk yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada tahun 2020 menyebutkan bahwa jumlah penduduk Indonesia didominasi oleh generasi muda yakni generasi Z  yang lahir  dengan rentan tahun 1997 sampai 2012 dan generasi millenial dengan rentan kelahiran dari tahun 1981 sampai 1996. Adapun presentasi generasi Z  sebesar 27,95 persen dan generasi millenial 25,87 persen.

Dari sisi perubahan gaya hidup masa kini yang didominasi dengan menggunaan digitalisasi, dikatakan Yudha bahwa generasi  muda ini juga mendominasi dalam hal penggunaan smartphone dan internet dimana berdasarkan hasil survei Kominfo pada tahun 2017, usia 20 sampai 29 tahun memiliki persentase terbesar kepemilikan internet, yakni sebesar 75,96 persen.

"Target inklusi keuangan di tahun 2024 tentunya sejalan dengan pergeseran budaya masyarakat yang mulai meninggalkan transaksi konvensional dan semakin akrab dengan dunia digital yang mana tidak dapat kita pungkiri bahwa pandemi COVID-19 juga turut serta mendorong akselerasi digitalisasi sektor keuangan, termasuk memperkuat kebiasaan masyarakat bertransaksi dan menggunakan layanan keuangan digital di era new-normal ini," ungkapnya.

Menurut dia,  sebagai perhatian bersama bahwa dengan percepatan pertumbuhan inklusi keuangan tersebut, tentunya tidak dapat mengabaikan apa yang disebut dengan literasi keuangan agar tidak terjadi perbedaan  informasi (asymmetrical information) yang dapat mengakibatkan kerugian konsumen.

Berdasarkan survei nasional dan inklusi keuangan  (SNLIK) yang dilakukan oleh OJK pada tahun 2019,  indeks literasi keuangan sebesar 38 persen dan indeks inklusi keuangan sebesar 76 persen. Yudha menambahkan, nilai indeks literasi keuangan pada kisaran usia 18 sampai 25 tahun, diperoleh hasil sebesar 44,04 persen persen sedangkan indeks inklusi sebesar 82,06  persen. Artinya, generasi Z memiliki nilai indeks literasi dan inklusi keuangan di atas rata-rata masyarakat Indonesia.

"Dari fakta tersebut menunjukkan bahwa generasi ini memang punya peran penting, sehingga kita fokus juga untuk inklusi keuangan dan edukasi ke generasi Z dan mellenial, sebab inklusi dan literasi sangat erat kaitannya untuk kesejahteraan masyarakat dan ekonomi," terangnya.

Diakuinya, berkembangnya produk jasa keuangan saat ini yang berbasis digital tentu menjadi pengaruh yang besar terhadap penggunaan jasa keuangan bagi generasi Z dan Millenial. Adanya produk jasa keuangan yang mendukung dikatakannya harus diimbangi dengan pengetahuan dan pemahaman generasi z dan millenial pada produk keuangan.

"Smartphonenya dipakai untuk meningkatkan pengetahuan  produk jasa keuangan. Kami meyakini jika pengetahuan mengenai produk jasa keuangan meningkat maka akan menurunkan pengaduan dari masyarakat sehingga mendorong stabilitas sistem keuangan," tegasnya