Jambi (ANTARA) - Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Jambi menyatakan cuaca ekstrem yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah Provinsi Jambi disebabkan adanya pusaran siklonik di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu.
“Pusaran siklonik tersebut mengakibatkan terbentuknya pertemuan angin (konvergensi) dan belokan angin di wilayah Provinsi Jambi,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun BMKG Sultan Thaha Jambi Annisa Fauziah di Jambi, Sabtu.
Dijelaskan Annisa, konvergensi dan belokan angin tersebut memicu pertumbuhan awan-awan hujan. BMKG menekankan bahwa pada April 2021 ini di wilayah Jambi masih dalam musim penghujan.
Ketika transisi peralihan musim atau pancaroba berlangsung, maka perubahan cuaca tersebut perlu di waspadai.
“Kami menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang sewaktu-waktu dapat terjadi,” kata Annisa Fauziah.
Sementara itu siklon tropis Surigae yang diwaspadai sejumlah wilayah di Indonesia tersebut terjadi di Samudera Pasifik Barat, sebelah utara Papua, lebih jauh dari wilayah Provinsi Jambi. Sehingga tidak berdampak langsung terhadap cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Jambi dalam beberapa hari terakhir.
Meski demikian perlu di waspadai potensi hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang yang berdampak pada potensi banjir, longsor, genangan air, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.
“Pantau terus informasi prakiraan cuaca dari BMKG, bisa melalui aplikasi info BMKG atau melalui akun resmi media sosial BMKG,” kata Annisa Fauziah.*