New York (ANTARA) - Harga minyak mentah naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah persediaan penyulingan AS membukukan penurunan besar dan penyulingan meningkatkan aktivitas ke level tertinggi dalam lebih dari setahun, meningkatkan harapan meningkatnya permintaan bahan bakar di konsumen minyak utama dunia.
OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, pada Selasa (27/4/2021) memutuskan untuk tetap berpegang pada rencana pelonggaran bertahap pembatasan produksi minyak dari Mei hingga Juli, sebuah indikasi bahwa kelompok tersebut yakin bahwa permintaan global akan pulih.
“Pasar didukung oleh keyakinan umum bahwa akhir permainan COVID sudah di depan mata,” kata Tamas Varga, analis di PVM Oil Associates.
Persediaan minyak mentah AS naik 90.000 barel pekan lalu, Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan, jauh lebih kecil dari perkiraan analis untuk peningkatan 659.000 barel.
Stok distilasi, yang mencakup minyak pemanas dan bahan bakar diesel, turun 3,3 juta barel dalam sepekan, dan tingkat penyulingan naik menjadi 85,4 persen dari kapasitas, tertinggi sejak Maret 2020.
“Antara musim tanam dan pengiriman truke, Anda memiliki jumlah yang bagus di diesel,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho. “Musim tanam memberikan keajaiban bagi pasar sulingan.”
Dalam laporan para ahli OPEC+ awal pekan ini, grup tersebut memperkirakan permintaan minyak global pada 2021 akan tumbuh 6,0 juta barel per hari, setelah permintaan turun 9,5 juta barel per hari tahun lalu di tengah pandemi.
Bank AS Goldman Sachs mengatakan pihaknya memperkirakan lonjakan permintaan minyak terbesar dalam sejarah pada 5,2 juta barel per hari selama enam bulan ke depan, karena kampanye vaksinasi semakin cepat di Eropa dan permintaan perjalanan naik.
Goldman mengatakan pelonggaran pembatasan perjalanan internasional pada Mei akan menaikkan permintaan bahan bakar jet sebesar 1,5 juta barel per hari.
Di India, konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, jumlah kematian COVID-19 melonjak melebihi 200.000 dan infeksi telah meningkat lebih dari 300.000 kasus sehari selama seminggu.