Jambi (ANTARA) -
Al Haris Bupati Merangin Provinsi Jambi dua periode tersebut resmi dilantik menjadi Gubernur Jambi dengan masa jabatan 2021-2024 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta pada Rabu (7/7).
Perjalanan panjang dan berliku sudah dilalui oleh Al Haris bahkan sejak dirinya masih mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Mulai dari menjadi loper koran hingga hari ini dirinya resmi menjadi Gubernur Jambi mencatatkan sejarah panjang perjalanan karir pria kelahiran Sekancing Kabupaten Merangin 23 November 1973 ini. Lahir dari keluarga petani, sejak kecil Al Haris sudah akrab dengan kesederhanaan, dirinya menamatkan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Merangin.
"Saya menghabiskan waktu sekolah dengan sangat padat. Pagi ikut membantu ayah menyadap aret di kebun, jam satu siang baru bersekolah. Selama tiga tahun aktivitas ini dilakukan saya tanpa lelah. Saya tahu kerja keras ini akan membuahkan hasil, " kenang Haris.
Tahun 1988 Al Haris menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMP PGRI Sekancing dan melanjutkan pendidikan SMA di Kota Bangko Merangin tepatnya SMA DB Bangko. Kondisi perekonomian keluarganya saat itu cukup memprihatinkan, Al Haris terpaksa bekerja untuk menopang kebutuhan hidupnya sehari-hari selama tinggal di Bangko.
" Jadilah profesi pertama sebagai karyawan di salah satu toko Kelontong Pasar Bawah, milik ibunda Kanceng (salah seorang Kabid di Dinas PU Merangin). Selama bekerja, saya digaji dengan beras akhirnya saya memutuskan berhenti, "terang sulung dari lima bersaudara ini.
Haris harus berfikir keras bagaimana dirinya dapat membayar biaya SPP sekolah. Akhirnya Haris memutuskan untuk melamar pekerjaan di Toko Buku Singgalang Bangko sebagai penjual koran (loper). Inilah menjadi awal Haris mulai mengenal dunia media hingga kini dirinya dikenal oleh awak media massa di Jambi.
" Sebagai loper koran saya diwajibkan mengambil koran dan majalah di pagi hari sekitar pukul 05.30 WIB .Setelah mengambil koran, pertama-tama saya berjualan di kawasan Pasar Bawah, dari toko-toko emas sampai toko-toko pakaian, " ujar Haris.
Lanjut Haris bercerita, dengan berjalan kaki mengitari Pasar Bawah, Haris menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam, usai itu dia berjalan kaki ke terminal bus di dekat Pasar Baru, disana dia kembali keluar masuk toko menawarkan koran yang dibawanya. Rute perjalanannya sehari-hari menjadi loper koran cukup panjang. Tiap hari dirinya berjalan menuju komplek perkantoran Bupati, SPBU, lalu ke perkantoran di Pematang Kandis.
" Karena berjualan koran hanya dapat keuntungan sedikit kira-kira Rp50 sampai Rp100 per eksemplar dan itu hanya mampu membeli nasi putih dengan lauknya berupa kuah gulai tanpa isi yang saya minta dari rumah makan karena sisa uang yang didapat disimpan untuk membantu orang tua di kampung, "ungkap Haris.
Hari-hari itulah yang kemudian dilalui Haris hingga dirinya duduk di kelas tiga SMA dan memutuskan berhenti menjadi penjual koran.
Lulus SMA Hijrah ke Kota Jambi
Tahun 1991 Haris menamatkan pendidikan SMA lalu dengan mengantongi Ijazah SMA dirinya gigih merantau ke Kota Jambi. Dirinya mencoba peruntungan di beberapa perusahaan namun takdir akhirnya membawanya menjadi pegawai RRI Jambi.
" Saya sempat mendengar kabar penerimaan pegawai di RRI Jambi, saya masukan bahan . Sewaktu itu yang diterima hanya lulusan SMP Jadilah saya melamar pakai Ijazah SMP dan Alhamdulillah saya diterima, "kata Mantan Lurah di Kelurahan Selamat Kota Jambi.
Sambil menunggu Surat Keputusan (SK)
Dirinya memutuskan kembali ke Kota Bangko Merangin. Tiba disana dirinya memutuskan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya menjelang SK yang akan turun. Tidak mengabaikan gengsi, Haris mencoba peruntungan menjadi penjual martabak. Dirinya bertemu dengan pedagang martabak asal Sumatera Barat dan diajarkan cara membuat martabak.
Maret 1992, SK di RRI Jambi keluar. Dia dinyatakan diterima dan diangkat sebagai PNS Golongan I sebagai staf teknis dengan job operator studio. Ini langkah awal Haris meniti karir di pemerintahan. Dari sana dia melanjutkan pendidikan Strata satu di kampus ASM Simpang Kawat Kota Jambi. Dua tahun sebelum lulus kuliah, Haris mempersunting gadis cantik dari Desa Muara Madras bernama Hesnidar yang akrab disapa Hesti.
Usai menamatkan kuliah pada 1998 karir Haris terus mengalami kemajuan. Kegigihan, kerja keras, ketekunan serta kejujurannya membawanya mendapatkan karir terbaiknya di pemerintahan hingga menjadi Bupati Merangin di periode dan saat ini resmi menjadi Gubernur Provinsi Jambi.
"Perjuangan adalah sesuatu yang abadi di diri manusia, dan keberhasilan hampir selalu diraih setelah perjuangan keras, " Tegas orang nomor satu di Provinsi Jambi ini.
Kisah Al Haris kini menjadi teladan bagi masyarakat Jambi. Menjadi contoh tentang sebuah ketekunan dan kerja keras. Menjadi Gubernur bukan sekedar menjadi pemimpin rakyatnya namun menjadi teladan bagi semua.
Didampingi Ulama
Bukan saja Haris, sang Wakil Gubernur Abdullah Sani juga menjadi teladan bagi masyarakat Jambi. Ditemui di kediamannya yang asri di daerah Talang Bakung Kota Jambi. Laki-laki kelahiran Kuala Tungkal, 8 September 1956 ini mengakui mengawali karir menjadi guru ngaji dan madrasah.
"Tahun 1979 saya mengajar di Madrasah, kemudian tamat dari IAIN saat itu kemudian diterima di UIN menjadi PNS menjadi dosen di sana. Di sela-sela itu saya tidak pernah meninggalkan kegiatan di masyarakat, di mushola, Mesjid , " ujar Wakil Wali Kota Jambi masa jabatan 2013-2018.
Lama berkarir sebagai dosen maupun pimpinan Madrasah dan di Pemerintahan , ia kemudian terpilih mendampingi Gubernur Jambi Al Haris dalam Pilkada 2020 kemarin.
"Saya prinsipnya bersyukur kepada Allah yang meridhoi dan berkat ridho Allah mengerakkan hati masyarakat Jambi, mendoakan, dengan bantuan dan usahanya. Kita bersyukur atas hal itu. Tetapi ada juga hal yang tidak boleh kita pungkiri dengan terpilih dan dilantik berarti ada suatu amanah terutama dari Allah dan masyarakat Jambi. Kita bersyukur dan berterima kasih dan mohon doa kepada masyarakat, agar kami bisa melaksanakan apa yang semestinya dilaksanakan oleh pimpinan apalagi kami sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, " ungkapnya.
Abdullah Sani dikenal masyarakat bukan saja sebagai pemimpin, dirinya merupakan tokoh agama yang menjadi panutan masyarakat di Kota Jambi. Perannya sebagai ulama banyak memberikan teladan bagi masyarakat. Dengan dilantiknya dirinya sebagai Wagub Provinsi Jambi, Abdullah Sani menuturkan tidak akan melupakan dari mana dirinya berasal.
"Tentunya karena saya berasal dari UIN, maka saya harus merangkul unsur-unsur Perguruan Tinggi, tokoh masyarakat. Saya melaksanakan tugas pokok dan wewenang sebagai Wakil Kepala Daerah, sudah ada aturan mainnya. Sebagai wakil saya akan membantu mengawal apa yang menjadi visi misi pemerintah, " paparnya.
Menjadi Wagub membutuhkan sinergi dan kerjasama dengan Gubernur. Sani menambahkan, sesuai tupoksi, Wakil Gubernur yang di bidang pengawasan. Dirinya siap membedakan saran, masukan-masukan terutama pada masalah yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan.
"Terimakasih untuk orang tua saya, para guru, Pemerintah Provinsi Jambi, masyarakat dan semua yang terlibat dengan harapan ke depan kita tetap bekerja sama, sesuai visi misi Haris-Sani merangkul semuanya, " tutup Wakil Gubernur Jambi masa jabatan 2021-2024 ini.