Surabaya (ANTARA) - Kepolisian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menyesalkan kericuhan yang terjadi saat operasi penertiban dalam rangka pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jalan Bhineka Raya, perbatasan Suropati dan Bulak Banteng Baru, Sabtu (10/7) malam.
Menurut dia, peristiwa itu bermula saat petugas dari polsek dan kecamatan setempat melakukan operasi tiga pilar.
Ia berharap kejadian serupa tidak kembali terulang, dan meminta kepada masyarakat Surabaya mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait dengan PPKM darurat.
Terlebih, kata Kapolres, tujuan kebijakan ini adalah demi kesehatan dan keselamatan bersama.
"Terkait dengan kejadian perusakan tersebut, sekarang sedang ditindaklanjuti," ucap perwira menengah Polri tersebut.
Baca juga: Satgas: Perusakan di posko Suramadu karena warga tergesa-gesa
Sementara itu, Camat Kenjeran Henni Indriaty juga menyayangkan masyarakat setempat yang menyerang petugas.
Kendati demikian, pihaknya tak akan pernah berhenti memberikan sosialisasi PPKM darurat di kecamatan setempat.
"Kami akan terus melakukan kegiatan sosialisasi ini karena kami peduli dengan kesehatan masyarakat. Saya tidak ingin masyarakat di wilayah saya terpapar COVID-19," katanya.
Sebelumnya, beredar video saat ratusan massa berupaya menghalangi aparat gabungan, seperti polisi dan satpol PP, melakukan operasi dalam rangka PPKM darurat.
Bahkan, beberapa video yang diambil dari kamera amatir warga tersebut viral di sejumlah laman media sosial, baik lokal maupun nasional.
Di sisi lain, berdasarkan data harian kasus COVID-19 dari Satgas Pusat, pada Minggu siang di Jawa Timur tambahan kasusnya sebanyak 2.419 kasus terkonfirmasi positif, lalu kasus sembuh mencapai 1.434 orang, serta meninggal dunia 279 orang.
Secara kumulatif, kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jatim hingga saat ini sebanyak 194.361 orang, kemudian kesembuhan mencapai 163.158 orang, dan jumlah meninggal dunia 14.085 orang.
Baca juga: Pemuda penganiaya polisi diminta tunjukkan sikap bakti pada negara