Jambi (ANTARA) - Sekolah inklusi adalah tempat di mana anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar bersama dengan anak-anak reguler lainnya. Namun, anak berkebutuhan khusus tetap didampingi oleh guru pendamping selama kegiatan belajar mengajar, Selasa.
Basyir kepala sekolah SDN 131/IV adalah salah satu pendukung bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan seutuhnya.
“Saya percaya bahwa setiap anak itu berprestasi, tinggal guru dan orangtua yang mengarahkan,” kata Basyir.
Basyir juga aktif terlibat dalam program PINTAR Tanoto Foundation dengan rajin membagikan pengalamannya sebagai kepala sekolah, termasuk dalam meningkatkan mutu pendidikan anak Indonesia khususnya dalam bidang pembelajaran dan kepemimpinan kepala sekolah.
Basyir tumbuh dari keluarga sederhana dan cita-citanya adalah turut berkontribusi dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Berawal dari pengalamannya saat duduk di bangku sekolah dasar, Basyir mengaku senang membantu kawannya sejak kecil.
Dari sana lah muncul rasa sikap suka membantu orang lain. Hal ini terbawa ketika Basyir menjadi seorang guru.
Selesai menjajaki pendidikan di sekolah, profesi guru dijadikannya pilihan hidup. Menjadi guru dianggapnya profesi yang mulia untuk mencerdaskan generasi bangsa.
Banyak pula pelajaran berharga yang di dapatnya dengan selalu berbagi dan terbuka dengan para pengajar, maupun dengan para siswa.
Hari Anak Nasional
Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional beberapa hari lalu, Basyir membagikan pandangan dan pengalamannya terkait pentingnya menerima anak-anak berkebutuhan khusus di sekolahnya, khususnya dengan memberikan ruang seluas-luasnya bagi setiap anak.
“Saya memberi kesempatan besar para guru untuk mengambil peran di banyak kesempatan. Contohnya membantu setiap anak yang mau sekolah di sini, dan memberikan ruang yang luas bagi para bapak ibu guru menyampaikan pendapat saat diskusi dan rapat,” ungkapnya.
Sering kali Basyir mengajak berdiskusi para guru untuk memberi masukan bagi kinerjanya sebagai kepala sekolah, bagaimana memajukan pendidikan di sekolah, maupun membahas kegiatan pembelajaran.
Perannya sebagai pemegang keputusan tertinggi di sekolah tak menutup dirinya untuk berbagi dengan para pengajar lain.
Kepercayaan yang diberikannya kepada para guru tidaklah sia-sia. Seluruh kegiatan dan kompetisi yang dipercayakannya kepada para guru berhasil.
“Sebagai sekolah inklusi tentu saya berharap guru terus mendukung kebijakan menerima semua anak,” kata Basyir.
Harapan bagi Anak-Anak
Basyir percaya bahwa para guru bukan hanya pengajar, tetapi juga menjadi orangtua kedua di sekolah.
“Apalagi di saat pandemi saat ini, guru harus lebih peka terhadap proses perkembangan siswa,” jelas Basyir.
Tidak hanya itu, Basyir menyampaikan bahwa harapannya para guru bisa memanfaatkan teknologi untuk memberikan pendidikan berkualitas.
Basyir memegang teguh bahwa setiap anak adalah pribadi yang unik dan berbeda, sehingga setiap guru jangan sampai ada pemikiran setiap anak adalah sama.
“Karena setiap anak adalah memiliki karakteristik sendiri, kita harus bisa mengayominya,” ujarnya.
Semoga tidak hanya SDN 131/IV Kota Jambi saja yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus, namun juga semakin banyak sekolah yang menjadi sekolah inklusi.