Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jambi sedang mencari model pendidikan bagi anak-anak Suku Anak Dalam (SAD) agar mereka mengalami peningkatan sumber daya manusia.
Ia menyatakan keinginan agar anak-anak Suku Anak Dalam ini sama dengan Suku Sasak di Kalimantan yang banyak menjalani kuliah, menjadi sarjana, dan hidup sukses.
"Kami tetap memikirkan bagaimana mendidik, bupati-bupati memikirkan ini. Kita sudah mulai hidup maju, sayang anak-anak kita tidak sekolah hari ini," ujar dia.
Baca juga: Pemuda Suku Anak Dalam budidaya dan lestarikan jernang
Dalam hal ini, Gubernur Jambi Al Haris mendukung penuh Forum Kemitraan Pembangunan Sosial SAD yang diinisiasi Prakarsa Madani Insitute pada 2019.
Menurut dia, masalah Suku Anak Dalam atau Orang Rimba di Jambi cukup kompleks sehingga seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga swadaya masyarakat, dapat bersama-sama serta bersatu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi SAD.
"Saya kira ini penting bahwa mereka juga bagian dari kita, mereka warga Jambi, anak-anak kita yang perlu kita bina dan kita bimbing, kita berikan kehidupan layak untuk mereka," kata dia.
Intinya, menurut dia, nantinya Forum SAD itu akan disinergikan dengan seluruh elemen masyarakat.
Belum lama ini, Gubernur Jambi Al Haris meresmikan kawasan wilayah khusus Masyarakat Hukum Adat (MHA) Suku Anak Dalam (SAD) Kelompok Temenggung Apung di Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Jambi.
Peresmian kawasan wilayah khusus ini juga dihadiri langsung oleh Kajati Jambi Sapta Subrata, Danrem 042/Gapu Brigjen TNI M. Zulkifli, Kajati Jambi, Bupati Tebo Sukandar, serta tamu dari unsur forkompimda dan undangan lainnya dari Yayasan ORIK.
Baca juga: Kepala TNBD: Perlu kerja sama antarpihak untuk berdayakan Orang Rimba
Baca juga: Meneropong suku anak dalam Jambi bertahan bagi kehidupan anak-cucu
Baca juga: Risma: Celah teknologi di pedalaman sama dengan celah ilmu pengetahuan