Jambi (ANTARA) - Setelah puasa medali pasca PON XVII 2008 Kalimantan Timur, cabang olahraga tinju Jambi menanti tangan dingin 'Raja' kelas layang Herry Maitimu (64) yang di PON XX Papua ditunjuk sebagai pelatih atlet tinju Jambi untuk meraih emas.
Tugas berat saat ini tengah diemban oleh mantan petinju amatir Indonesia raja kelas layang, Herry Maitimu yang mengemban tugas membawa tiga petinju Jambi untuk meraih medali di PON XX Papua setelah puasa 12 tahun puasa medali.
"Saya mohon doanya dari masyarakat Jambi, agar petinju kita bisa meraih medali di Papua dan beban ini cukup berat di pundak saya namun harus optimis bisa meraih prestasi itu," kata Herry Maitimu, Selasa.
Pria kelahiran Ambon, 8 Maret 1957 itu diharapkan mampu mengangkat kembali prestasi olahraga tinju Jambi di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua.
Sudah cukup lama tidak ada petinju Jambi yang meraih prestasi di ajang PON, dimana Anton Siringgo Ringgo dan Hawaris merupakan dua petinju terakhir yang bisa meraih medali untuk Jambi di ajang PON XVII-2008 di Kalimantan Timur.
Pada PON di Kalimantan Timur, Anton dan Hawaris berhasil meraih perak. Setelah itu Jambi pada PON 2012 Riau dan PON 2016 Jawa Barat, tidak ada petinju Jambi yang berhasil meraih medali.
Maka dari itu, menjadi tugas berat bagi Harry Maitimu untuk menghadirkan prestasi bagi Jambi dari ajang tunju pada PON XX di Papua yang akan berlangsung tahun ini.
Herry Maitimu hijrah dari Maluku ke Jambi pada 1980-an dan memperkuat Provinsi Jambi mulai 1983 di setiap kejurnas dan meraih medali emas PON 1985 untuk Jambi.
Herry pindah dan memperkuat Jambi karena diajak oleh Gubernur Jambi saat itu almarhum Abdurrahman Sayuti bersama cabang renang dan atletik dan Jambi mampu menembus papan tengah PON d era tahun 1990-an.
Dan akhirnya Herry Maitimu diangkat menjadi pegawai BUMD Tirta Mayang Jambi atas prestasinya yang diraih di atas ring.
Herry sendiri merupakan mantan petinju amatir dengan segudang prestasi, yang diharapkan mampu menular ke anak asuhnya. Herry merupakan peraih emas PON X 1981, PON XI 1985, dan PON XII 1989.
Di ajang internasional, Herry pernah meraih emas President's Cup Jakarta 1980 dan 1982, dan emas ASEAN Cup di Singapura 1985, sehingga dijuluki raja kelas layang atau 48 kg.
Saat ini, ada tiga petinju yang tengah dipersiapkan menuju PON Papua, ketiga petinju tersebut adalah Emmanuel di kelas 49 kg putra, Nindi di kelas 54 kg putri, dan Yulianti Sigalingging di kelas 57 kg putri.
"Untuk Emmanuel kita harapkan bisa meraih emas. Sementara Nindi ditarget meraih perak, dan Yulianti perunggu," kata Herry dengan optimis.
Suami dari Ully Hutauruk itu menambahkan, saat ini ketiga atlet tersebut tengah fokus menjalani latihan baik mental, fisik dan teknik untuk bisa meraih medali nanti.
Herry juga berharap agar pemerintah tidak mengendorkan perhatiannya kepada bidang olahraga sehingga atlet lebih semangat, diharapkan pemerintah selalu memberikan perhatian dan kalau ada atlet yang terlantar, pemerintah harus turun tangan.
Selain itu, Herry juga mengharapkan setiap atlet untuk tidak hanya memikirkan prestasi di bidang olahraga, namun juga sejalan dengan bidang akademi atau pendidikan demi masa depan.
"Bagi para atlet, saya berpesan agar tetap memikirkan pendidikan jangan dilupakan karena itu masa depan," kata Herry Maitimu.
Herry Maitimu juga pernah bertahan turun di cabang olahraga bela diri lainnya seperti tarung bebas atau MMA yang prestasi internasional medali perak tahun 1985 di Brunei.
Kemudian Herry Maitimu juga pernah melatih cabang wushu di nomor tarung, dan kini tangan dingin si raja kelas layang bisa mempersembahkan emas cabang olahraga tinju di PON XX Papua.
Polesan tangan dingin 'Raja' kelas layang Herry Maitimu ditarget medali
Rabu, 15 September 2021 11:17 WIB