Jambi (ANTARA) - Cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Provinsi Jambi dalam dua bulan terakhir mempengaruhi hasil tangkapan nelayan di pesisir laut timur Jambi.
"Karena cuaca yang ekstrem ini, nelayan mengurungkan diri untuk turun ke laut," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi Tema Wisman di Jambi, Rabu.
Karena cuaca ekstrem dapat menimbulkan gelombang tinggi, nelayan tidak berani melaut. Kondisi ini menyebabkan stok ikan laut menipis, sehingga berdampak pada harga jual ikan laut di Jambi, khususnya di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.
Tema menjelaskan biasanya dalam satu hari terdapat 20 lebih kapal nelayan yang ke laut untuk mencari ikan. Untuk saat ini hanya lima sampai sepuluh kapal nelayan yang turun ke laut. Sehingga, tangkapan ikan berkurang dan menyebabkan kenaikan harga.
"Pemerintah Provinsi Jambi akan terus melakukan pengawasan dan mencari solusi agar harga ikan tangkap tidak mengalami kenaikan yang terlalu tinggi," kata Tema Wisman.
Tidak hanya produksi perikanan tangkap yang mengalami penurunan, produksi perikanan budi daya juga mengalami penurunan karena cuaca ekstrem, seperti produksi ikan patin, dalam dua bulan terakhir hanya sekitar 15 ton per hari. Sebelumnya produksi ikan patin tersebut dalam satu hari bisa mencapai 20 sampai 25 ton.
"Intensitas curah hujan yang tinggi menyebabkan pembudidaya ikan mengurangi penebaran benih dan mengurangi produksi, karena benih yang di tebar di cuaca yang ekstrem rentan mati," kata Tema Wisman.
Begitu pula untuk jenis ikan budi daya lainnya, seperti ikan nila, gurami dan lele. Saat ini produksi ikan gurami dalam satu hari sekitar 300 kilogram dan ikan lele 2 ton.
Produksi ikan budi daya tersebut lebih banyak di Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Batanghari. Karena, sebagian besar pembudidaya memanfaatkan budi daya ikan di Sungai Batanghari menggunakan keramba.
Sementara itu, Kepala Stasiun BMKG Jambi Ibnu Sulistyono mengatakan di puncak musim hujan dan jika terdapat awan konvektif akan menambah kecepatan angin dan menyebabkan gelombang yang lebih tinggi. Sehingga, nelayan diimbau untuk lebih waspada jika pergi ke laut saat mencari ikan.
Nelayan diimbau untuk memperhatikan prakiraan cuaca sebelum pergi ke laut untuk mencari ikan. "Kepada nelayan agar dapat meningkatkan kewaspadaan mengingat di musim hujan saat ini potensi cuaca ekstrem bisa terjadi kapan saja," kata Ibnu Sulistyono.