Denpasar (ANTARA) - DPP PDI Perjuangan merayakan puncak hari ibu dengan menggelar parade beragam profesi perempuan di Denpasar, Bali, Jumat.
Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPP PDI Perjuangan Bintang Puspayoga mengatakan sengaja menampilkan parade profesi para ibu untuk memberi edukasi tentang kesetaraan dan kemampuan perempuan masuk di segala lini profesi.
“Kami sengaja tampilkan fashion show berbagai profesi, kami ingin edukasi bahwa perempuan tidak hanya menjadi objek pembangunan tapi subjek pembangunan yang ikut mengambil peran dalam pembangunan bangsa dan negara,” kata dia.
Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak itu menilai setiap perempuan berhak memiliki mimpi dan mewujudkannya asal memiliki kemauan dan kerja keras.
Namun yang ia sayangkan padahal separuh penduduk Indonesia adalah perempuan tetapi tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami kesenjangan tinggi, yaitu perempuan hanya 53 persen.
“Berbanding 83 padahal ketika kita melihat di lapangan berbagai profesi digeluti oleh perempuan, nah inilah kita ingin tunjukkan di tengah budaya patriarki yang mengakar bahwa tidak ada istilah tidak mungkin,” ujarnya.
Pada puncak peringatan hari ibu ini sekitar 20 perempuan mengikuti parade profesi sesuai latar belakangnya lengkap dengan pakaian kerjanya sehari-hari.
Koordinator Parade Profesi Peringatan Hari Ibu PDIP Cynthia Febriani menyebut ibu-ibu yang digandeng terdiri dari petani, nelayan, juru parkir, pemengaruh, ojek online, pemadam kebakaran, pengacara, anggota legislatif, dan satgas.
Ia menjelaskan konsep parade ini bukan untuk menunjukkan busana yang dipamerkan namun bukti bahwa perempuan dan seorang ibu dapat mengisi berbagai posisi dan bidang kerja.
“Di sini bukan memperagakan busana, tapi profesi, bagaimana kebanggaan untuk menunjukkan profesinya, apalagi kita kadang-kadang zaman sekarang sudah lupa sejarah dasar kita hidup seperti berkat petani, pekerja maritim,“ ujarnya.
Salah satu peserta parade bernama Putu Putriani yang merupakan petani berusia 65 tahun merasa senang dilibatkan dalam kegiatan Hari Ibu ini.
“Saya sudah berumur, juga seorang petani, kita diajak disini jadi bisa mengenal teman lebih banyak, bisa bergaul lebih banyak, dan akhirnya tambah wawasan, ini sangat berkesan, kami yang di kebun jadi tidak berpaku pada pertanian saja, bisa melihat apa yang terjadi di dalam kota,“ tuturnya.
Kesediaannya hadir di acara partai moncong putih ini juga karena memiliki misi yang sejalan yaitu mengenalkan peran petani dan memantik generasi muda untuk meneruskan profesi ini.
“Kalau anak muda tidak mau jadi petani mungkin karena belum paham bahwa petani itu apa, hasilnya apa, dan medannya bagaimana, mungkin perkotaan soal lahan dia berat, tapi kalau di desa masih banyak lahan, dan kita makan itu kebutuhan hidup kita dari pertanian, daripada beli sayur mending masak sendiri, petik sendiri kan,” ujarnya.