Muara Bulian, Batanghari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari mencatat ada peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu pada Januari hingga Juni 2022, bahkan lebih tinggi dari periode sama tahun 2021.
Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Kesehatan Batanghari jumlah orang terkena DBD pada bulan Januari hingga Juni 2022 sebanyak 28 orang. Untuk tahun 2021 sebelumnya hanya delapan orang.
"Untuk kasus DBD saat ini meningkat sebanyak 28 orang, terutama di kelurahan Muara Bulian tepatnya lorong Kayo Hitam yang banyak di temukan kasus DBD,"
kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batanghari Dr Elfi Yennie, Selasa (07/06)
Elfi menyebutkan, temuan kasus DBD paling banyak terjadi pada Mei yakni sebanyak 10 kasus. Sementara, untuk Januari ada 5 kasus,Februari 4 kasus sedangkan untuk bulan Maret tidak ada temuan kasus.
"Temuan kasus DBD di bulan Juni sekitar 5 kasus, dan dalam proses perawatan di rumah sakit Hamba," ujarnya
Dari seluruh kasus DBD itu tidak ada korban jiwa. Semua pasien yang terkena DBD bisa ditangani dan sudah sembuh.
Sementara itu, terkait usia penderita DBD, Elfi menerangkan penyakit DBD lebih sering menjangkit anak-anak hingga usia remaja. Sedangkan, untuk usia dewasa hingga lansia jarang terjadi. Namun, masyarakat tetap diminta untuk waspada.
"Untuk tahun ini jumlah kasus DBD memang meningkat dari tahun lalu, yang hanya sekitar 8 kasus. Tapi untuk dominasi usia tetap anak hingga remaja yang rawan terjangkit DBD," jelasnya.
Pemerintah Batanghari melalui Dinas Kesehatan setempat akan menanggulangi kasus DBD ini, berbagai upaya untuk pencegahan DBD dan upaya pengendalian vektor DBD.
Untuk mencegah DBD, upaya yang dilakukan antara lain, pengasapan (fogging) yang berguna untuk mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu, dan pemberantasan larva nyamuk dengan zat kimia (Abate).
"Penularan DBD berasal dari nyamuk Aedes aegypti, maka dari itu marilah kita bersama-sama memutuskan tali rantai penularan DBD," sebutnya