Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel mengingatkan jangan sampai pasar domestik dikuasai asing karena merupakan modal Indonesia untuk memulihkan dan memperkuat ekonomi nasional, terutama dalam menyerap tenaga kerja.
Pernyataan itu sejalan dengan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pengarahan Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022, Senin, dimana Presiden Presiden menyampaikan agar belanja pemerintah harus untuk produk dalam negeri.
"Ini APBN, lho. Ini uang APBD, lho. Belinya produk impor. Nilai tambahnya yang dapat negara lain, lapangan kerja yang dapat orang lain. Apa enggak bodoh orang kita ini?" kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Rachmat Gobel: Impor baju bekas ancaman bagi industri garmen
Baca juga: Rachmat Gobel usulkan enam langkah atasi PMK hewan ternak
Pada acara yang dihadiri pimpinan BPP Himpi dan BPD Hipmi DKI Jakarta itu, Rachmat Gobel mengungkapkan ia bersedia hadir dalam acara Hipmi walaupun di tingkat cabang karena sebagai wakil rakyat harus melakukan sosialisasi tentang kerja wakil rakyat di DPR.
Selain itu, katanya, sebagai anggota DPR dari partai koalisi pendukung pemerintah juga bertugas menjabarkan apa yang menjadi visi Presiden kepada publik.
“Ini pertama kali saya hadir di acara Hipmi. Saya menyukai ketuanya, Saudara Asad. Saya pertama kali bertemu saat dia masih sekolah di Qatar,” katanya melalui keterangan tertulis.
Rachmat Gobel mengatakan ada tiga hal yang penting yang harus dimanfaatkan para pengusaha muda. “Ini momentum yang baik. Manfaatkan momentum ini,” katanya.
Ketiga hal itu adalah lahirnya UU Cipta Kerja, pembangunan infrastruktur yang masif, dan visi Presiden tentang membangun dari pinggiran. Menurutnya, UU Ciptaker bukan sekadar mengundang investasi asing.
"Yang utama adalah mendorong pengusaha Indonesia. Investasi asing itu cuma pelengkap. Investasi asing diletakkan untuk melengkapi yang kita tidak punya. Jadi asing bukan yang utama yang bisa mendikte kita. Jangan terjebak," katanya.
Lebih lanjut Gobel Rachmat mengingatkan jika berbicara tentang lapangan kerja maka yang paling besar menyerap lapangan kerja adalah sektor pertanian, perkebunan, kelautan, peternakan, dan UMKM.
"Itu namanya membangun dari pinggiran dan kita bisa melakukannya. Sehingga jika ada yang bertanya dan tadi ada yang bertanya, saya tegaskan politik saya adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan," kata mantan Menteri Perdagangan itu.
Baca juga: Rachmat Gobel dorong investasi Jepang lebih besar di Indonesia
Baca juga: Rachmat Gobel: Gol Pancasila itu sejahtera bersama