Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan kebutuhan pangan masyarakat aman sampai akhir 2022 sehingga inflasi dapat terkendali.
Ia memastikan stok beras aman sampai akhir tahun dan diperkirakan akan terdapat 7 juta ton beras di akhir tahun 2022.
“Produksi jagung kadar air 14 persen bisa mencapai 18 juta ton sehingga tahun ini kita relatif tidak banyak mengimpor jagung untuk pakan. Kebutuhan pakan diperkirakan capai sekitar 14 juta ton,” kata Airlangga.
Bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, pemerintah juga mengintensifkan produksi jagung yang diharapkan dapat meningkat menjadi 12 hingga 13 ton per hektar dari 5 sampai 6 ton per hektar dengan pengembangan pembibitan.
“Jadi dengan luas lahan yang sama, produksi bisa meningkat dua kali lipat, ini langkah-langkah menjaga inflasi pangan,” katanya.
Komoditas lain yang diimpor seperti daging, gula, dan kedelai juga dipastikan aman karena tidak mengalami kendala pengiriman.
“Terkait gandum, kita butuh 11,8 juta ton dan ini hampir seluruh industri sudah persiapkan sampai dengan relatif aman di bulan September sampai Oktober 2022,” katanya.
Adapun pemerintah juga sedang melakukan diversifikasi gandum dengan pengembangan prototipe sorgum dan cassava yang dapat menghasilkan tepung sebagaimana gandum.
“Kemarin baru dibahas dalam rapat internal yaitu persiapan pengembangan sorgum dalam bentuk prototipe di daerah Waingapu, Nusa Tenggara Timur,” ucapnya.
Adapun pada Juli 2022, pemerintah mencatat inflasi mencapai 4,94 persen year on year.
Inflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau mencapai 9,35 persen secara tahunan pada saat yang sama atau menyumbang inflasi hingga 0,31 persen.
Baca juga: Pangan lokal jadi alternatif cegah kejenuhan bantuan stunting
Baca juga: Menlu RI bahas isu pangan, energi dalam pertemuan "ASEAN Plus Three"
Baca juga: BRIN: Peningkatan adopsi padi hibrida dukung ketahanan pangan nasional