Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menilai banyak polisi di tingkat bawah yang masih bekerja keras untuk membantu dan melayani masyarakat.
Jokowi mengatakan hal itu untuk menanggapi desakan dari sejumlah pihak untuk mengganti Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyusul sejumlah peristiwa dalam beberapa waktu terakhir yang mengindikasikan pelanggaran oleh personel Polri.
"Kapolri-nya masih Pak Listyo Sigit Prabowo," tegas Jokowi.
Dia membenarkan akan memanggil sejumlah petinggi Polri pada Jumat (14/10). Namun, Jokowi enggan menjelaskan apa yang akan dibahas dalam pertemuan itu.
"Besok didengarkanlah," tambahnya.
Desakan pergantian Kapolri mencuat di publik usai terjadinya sejumlah kasus yang melibatkan personel, termasuk perwira tinggi Polri.
Salah satu kasus yang beberapa waktu terakhir menarik perhatian masyarakat terkait kinerja Polri ialah pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang diduga didalangi mantan kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Ferdy Sambo.
Sambo melibatkan puluhan polisi, termasuk perwira tinggi dan perwira menengah, dalam skenario untuk membunuh ajudannya, Brigadir Yosua. Sambo dan sejumlah perwira polisi yang terlibat kasus tersebut kini sudah dipecat dari Polri. Sambo akan menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pekan depan.
Selain itu, kasus lain yang memancing desakan pergantian Kapolri ialah tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10). Polisi yang bertugas mengamankan laga pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya saat itu diduga lalai menembakkan gas air mata sehingga menewaskan 131 orang.
Polri telah menetapkan enam tersangka dalam kasus tragedi Kanjuruhan, di mana tiga di antaranya adalah anggota Polri.