Jambi (ANTARA) - BKKBN Jambi, Rabu (26/10) menggelar pertemuan "Strategi dan Aksi Percepatan Penurunan Stunting Menuju Jambi Mantap" yang dihadiri langsung Kepala BKKBN Republik Indonesia Dr. Hasto Wardoyo, Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani, Deputi Dalduk BKKBN Pusat Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto dan Kepala Perwakilan BKKBN Jambi.
Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani dalam pertemuan tersebut meminta seluruh kepala daerah agar menjadikan program percepatan penurunan stunting dan program bangga kencana sebagai program prioritas di daerahnya masing -masing.
"Dalam upaya peningkatan kualitas SDM yang sehat, berpendidikan, profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai keimanan, ketaqwaan, kejujuran dan integritas. Oleh karena itu, besar harapan saya melalui pertemuan ini seluruh stakeholder dapat lebih meningkatkan komitmen, koordinasi, keterpaduan dan dukungan sehingga di masa yang akan datang kita dapat memiliki generasi yang berkualitas untuk memajukan Provinsi Jambi yang kita cintai," kata Wagub.
Selain itu, Wagub berharap semua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), baik provinsi maupun kabupaten/kota harus berkomitmen untuk percepatan penurunan prevalensi stunting menjadi 12 persen di tahun 2024. Sehingga diperlukan penyelarasan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian kegiatan lintas sektor dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat desa, serta masyarakat.
"Untuk itu diharapkan masing-masing bidang dalam TPPS memahami Perpres No. 72 tahun 2021 dan Perban No. 12 tahun 2021, serta diharapkan aktifitas lintas sektor lebih terarah dan tepat sasaran. Dari 1.562 desa/kelurahan di Provinsi Jambi, ada 241 desa/kelurahan lokus stunting di 11 kabupaten/kota," kata Wagub menjelaskan.
Tidak hanya, kata Wagub juga perlu peningkatan koordinasi antar bidang, sehingga terlaksana konvergensi pada semua bidang. Diharapkan TPPS dapat menyampaikan laporan kinerja masing-masing bidang secara berkala, yang dikoordinir oleh Sekretaris TPPS, sehingga dapat dilihat capaian-capaian yang konkret dan terukur.
"Diharapkan TPPS provinsi selalu berkoordinasi dengan TPPS kabupaten/kota sampai dengan desa dalam percepatan penurunan stunting. Kerja sama lintas sektor dan multi pihak harus dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, baik dari sumber dana APBD, APBN, CSR, filantropi maupun sumber dana sah lainnya untuk pencegahan dan percepatan penurunan stunting," ujar Wagub.
Wagub menambahkan, peran perguruan tinggi juga sangat strategis dalam melaksanakan aksi konvergensi dan intervensi penurunan stunting melalui pendampingan dan pengabdian mahasiswa dan dosen, serta mengarahkan untuk melakukan riset tentang faktor-faktor determinan penyebab stunting. Baik terhadap kelompok keluarga sasaran maupun kelompok yang beresiko stunting. Diharapkan hasil-hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi yang tepat untuk percepatan penurunan stunting di Provinsi Jambi.
Kepala Perwakilan BKKBN Jambi, Munawar Ibrahim dalam kesempatan itu berharap program percepatan penurunan stunting akan lebih optimal dengan mengedepankan sinergi, kolaborasi dan konvergensi melalui kemitraan, sehingga konvergensi program lintas sektor bisa terlaksana dengan maksimal.
Dalam pertemuan itu, Munawar juga berharap mampu meningkatkan komitmen bersama antara pemangku kebijakan, mitra kerja serta organisasi profesi dalam menggalang strategi dan aksi percepatan penurunan stunting di Provinsi Jambi, yang nantinya akan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting menuju Jambi Mantap 2024.
Sementara itu, Kepala BKKBN Republik Indonesia, Dr. Hasto Wardoyo didampingi Deputi Dalduk BKKBN Pusat Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto mengapresiasi penanganan stunting di Jambi yang dinilai berhasil di mana angkanya pada tahun ini di bawah standar nasional yakni 22,4 persen untuk Jambi dan nasionalnya 24,4 persen.
Masih tingginya angka stunting di Indonesia katanya menjadi tugas besar bersama, namun dengan kerja sama dan kolaborasi antar pihak penurunan angka stunting dengan cepat bisa diatasi.
"Jambi saat ini sudah mengalami penurunan angka stunting sudah di bawah rata-rata nasional, tetapi Jambi harus menuju angka 14 persen pada 2024. Saya berharap Jambi kalau sekarang 22,4 persen pada akhir 2022 ini harapan saya turun 3 persen menjadi 22 itu harapan saya nanti angkanya yang meluncurkan Kementerian Kesehatan pada akhir 2022 diharapkan bisa menjadi 19 persen,” kata Hasto Wardoyo.
Dia menambahkan ada tiga penyebab utama stunting, pertama kurangnya nutrisi kepada anak ketika mulai dari bayi, kedua anak sering sakit-sakitan dan ketiga kurang perhatian orang tua baik soal gizi maupun kesehatan.***