Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore menguat seiring pelaku pasar yang menantikan hasil pemilu paruh waktu di Amerika Serikat.
"Dolar AS melemah karena investor menunggu hasil pemilihan paruh waktu AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Indeks dolar AS diperdagangkan turun 0,5 persen di kisaran 109,61 pada awal Rabu seiring imbal hasil obligasi AS yang juga jatuh lebih dari 2 persen.
Ketidakpastian atas hasil pemilihan paruh waktu AS mendorong pelemahan dolar, terutama jika Partai Demokrat tidak dapat mempertahankan kendali atas kedua majelis.
Jika Partai Republik yang mendominasi, maka mereka mungkin menentang pengeluaran besar-besaran Presiden AS Joe Biden, yang akan memperburuk risiko penurunan ekonomi.
Di sisi lain, spekulasi atas kenaikan suku bunga yang lebih kecil oleh bank sentral AS The Federal Reserve pada Desember juga membebani dolar AS, setelah beberapa pejabat The Fed mengatakan mereka mendukung langkah tersebut.
Pelaku pasar sekarang memperkirakan kemungkinan hampir 60 persen bank sentral akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada Desember mendatang, lebih kecil dari kenaikan pada November sebesar 75 bps.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.663 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.635 per dolar AS hingga Rp15.671 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menguat ke posisi Rp15.654 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.684 per dolar AS.