Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Made Arya Wijaya menyebut pemerintah akan terus mendorong penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia dalam jangka menengah.
Selain itu, lanjutnya, sumber pertumbuhan ekonomi yang baru juga akan diciptakan dengan melakukan transisi kepada ekonomi hijau, memanfaatkan digitalisasi ekonomi, dan melakukan reformasi untuk sektor keuangan.
Ia mengatakan pada tahun 2023 pemerintah tetap optimis perekonomian akan tumbuh sekitar 4,7 sampai 5,3 persen secara tahunan, tetapi dampak pelemahan ekonomi global juga akan terus diwaspadai.
“APBN 2023 juga dirancang untuk tetap menjaga optimisme pemulihan ekonomi, dan pada saat yang sama kewaspadaan sebagai respons terhadap gejolak global yang masih berlangsung juga perlu ditingkatkan,” imbuh Made Arya.
Adapun dalam APBN 2023 pendapatan negara diperkirakan akan mencapai Rp2.463 triliun yang ditopang oleh reformasi perpajakan dan pelaksanaan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Sementara belanja ditetapkan senilai Rp3.601,2 triliun yang diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Belanja, kata dia, akan dibuat lebih efisien, meskipun jumlahnya tidak dikurangi.
“Defisit APBN di 2023 dipatok sebesar 2,84 persen dari PDB (Produk Domestik Bruto) yang mencerminkan langkah penyehatan keuangan negara dan konsolidasi fiskal yang kredibel, hati-hati, dan tepat waktu,” ucap Staf Ahli Kemenkeu Made Arya Wijaya.