Tokyo (ANTARA) - Harga minyak naik dalam perdagangan ringan di awal sesi Asia pada Selasa pagi, di tengah kekhawatiran bahwa badai musim dingin di seluruh Amerika Serikat akan mempengaruhi logistik dan produksi produk minyak bumi dan minyak serpih.
Pada Jumat (23/12/2022) Minyak Brent melonjak 3,6 persen, sementara WTI bertambah 2,7 persen. Kedua harga acuan mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak Oktober. Pasar Inggris dan AS ditutup pada Senin (26/12/2022) untuk liburan Natal.
"Kekhawatiran atas gangguan pasokan dari badai musim dingin di AS mendorong aksi beli, meskipun perdagangan tipis karena banyak pelaku pasar pergi berlibur," kata Kepala Analis Fujitomi Securities Co Ltd, Kazuhiko Saito.
"Tapi cuaca di AS diperkirakan membaik minggu ini, yang berarti reli mungkin tidak akan berlangsung terlalu lama," katanya.
Badai salju yang mematikan melumpuhkan Buffalo, New York, pada Hari Natal, menjebak pengendara dan pekerja penyelamat di dalam kendaraan mereka, mengakibatkan ribuan rumah tanpa listrik dan meningkatkan jumlah korban tewas akibat badai yang telah mendinginkan sebagian besar Amerika Serikat selama berhari-hari.
Maskapai penerbangan telah membatalkan hampir 2.700 penerbangan AS pada Sabtu (24/12/2022) sore setelah cuaca mengganggu operasi bandara di seluruh negeri.
Angin yang sangat dingin dan bertiup pada Jumat (23/12/2022) mematikan listrik dan memangkas produksi energi di seluruh Amerika Serikat, menaikkan harga pemanas dan listrik.
Kekhawatiran atas kemungkinan pemotongan produksi oleh Rusia juga berada di balik reli hari ini.
Rusia dapat memangkas produksi minyak sebesar 5,0 persen hingga 7,0 persen pada awal 2023 karena menanggapi pembatasan harga, kantor berita RIA mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan pada Jumat (23/12/2022).