New York (ANTARA) - Dolar Amerika Serikat (AS) turun tipis setelah memangkas kerugian awal dan sterling jatuh pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena para pedagang memperkirakan tekanan perbankan dapat menahan Federal Reserve dan Bank Sentral Inggris dari menaikkan suku bunga lebih jauh minggu ini.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,058 persen menjadi 103,270, sementara sterling diperdagangkan 0,59 persen lebih rendah menjadi 1,2204 dolar AS.
Pasar memperkirakan peluang 85 persen untuk kenaikan suku bunga 25 basis poin ketika Fed mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada Rabu.
Puncak suku bunga acuan overnight Fed diperkirakan di 5,5 persen hanya beberapa minggu yang lalu, dibandingkan sekitar 4,8 persen sekarang.
Dolar telah mengikuti ekspektasi tersebut lebih rendah, meskipun kegugupan umum di pasar keuangan telah meredam penjualan.
Sentimen rapuh karena investor khawatir atas prospek sektor perbankan setelah saham pemberi pinjaman AS First Republic jatuh hampir 50 persen pada Senin (20/3), di tengah kekhawatiran akan membutuhkan penyelamatan kedua.
"(The Fed) akan memberi sinyal bahwa inflasi masih menjadi fokus di sini, tetapi jelas menangani dengan baik apa yang telah dilakukan, dan menyoroti apa yang dapat mereka lakukan untuk lebih jauh mencegah penularan lebih lanjut di luar First Republic," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan kepada para bankir pada Selasa (21/3) bahwa dia siap untuk intervensi melindungi deposan di bank-bank AS yang lebih kecil yang mungkin mengalami penarikan simpanan besar-besaran jika mereka menimbulkan risiko penularan.
"Tampaknya setelah beberapa akhir pekan mendorong dukungan kebijakan dan para pejabat (Depkeu) tertentu menyatakan bahwa mereka akan melakukan apa pun untuk menjamin simpanan, yang menurut saya adalah bahwa kenaikan dapat terus berlanjut," kata Mazen Issa, analis valas senior TD Securities di New York.
Sterling bergerak sedikit lebih rendah, tetap mendekati level tertinggi hampir tujuh minggu terhadap dolar, setelah data menunjukkan Inggris mencatat defisit anggaran sebesar 16,68 miliar pound (20,4 miliar dolar AS) pada Februari, jauh di atas ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters.
Pada Selasa (21/3), risalah dari pertemuan kebijakan 7 Maret Bank Sentral Australia menunjukkan para pejabat telah setuju untuk mempertimbangkan kasus jeda suku bunga pada pertemuan April, bahkan sebelum serangan volatilitas baru-baru ini membebani dolar Australia, yang turun 0,88 persen versus greenback di 0,666 dolar AS.
"Di tempat-tempat seperti Kanada atau Australia, dimana bank-bank sentral pada dasarnya mengatakan bahwa mereka telah selesai dengan fase pengetatan suku bunga, mata uang tersebut tertinggal terhadap mata uang dimana kenaikan masih tetap berada di kurva," kata Issa.
Euro terakhir naik 0,39 persen menjadi 1,0761 dolar AS.
Di pasar uang kripto, bitcoin terakhir naik 0,32 persen menjadi 28.168,00 dolar AS setelah mencapai level tertinggi sembilan bulan sehari sebelumnya. Uang kripto terbesar di dunia itu naik 26 persen minggu lalu, kenaikan mingguan terbaik sejak April 2019.