Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sistem keuangan digital dapat memperluas akses keuangan formal, terutama bagi kelompok saat ini masih underserved seperti kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Saat ini baru 20 juta dari total 64 juta UMKM yang melakukan digitalisasi usahanya, dan diharapkan terus meningkat.
Adapun keberadaan sekitar 64 juta UMKM di Indonesia menyumbang terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 61 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 97 persen total penyerapan tenaga kerja nasional.
Lebih lanjut dia menyebutkan, baru sekitar 13,7 juta atau 21 persen UMKM yang sudah terhubung dalam ekosistem keuangan digital dengan nilai transaksi mencapai Rp405 triliun di tahun 2022.
Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi atas peluncuran Mastercard Strive Indonesia serta atas kerja sama dan dukungan Mastercard pada pelaksanaan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) melalui rangkaian workshop kepada lebih dari 300 ribu UMKM sampai 2024.
“Saya berharap program ini bisa meningkatkan UMKM yang unbanked menjadi bankable dan juga tentu banyak pelatihan yang bisa dilakukan oleh Mastercard,” ujar Airlangga.
Dengan dukungan dan kerja sama dari segenap stakeholders, tingkat inklusi keuangan di Indonesia mengalami peningkatan dari 83,6 persen di tahun 2021 menjadi 85,1 persen pada 2022, lebih tinggi dari target tahun 2022 yang sebesar 85 persen.
Sementara itu, target inklusi keuangan untuk tahun 2023 dan 2024 dicanangkan masing-masing sebesar 88 persen dan 90 persen.