Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya memastikan beras untuk bantuan sosial (bansos) merupakan beras dengan kualitas premium, baru dipasok dan bebas dari kutu.
Buwas turut mengungkapkan, dengan menyalurkan beras premium, hal ini dapat mencegah atau mengantisipasi beras bansos yang telah disalurkan tidak kembali ke Bulog, karena beras tersebut pasti akan dibanderol dengan harga yang lebih mahal.
“Saya juga mengantisipasi supaya beras ini jangan kembali ke Bulog. Kalau saya kasih beras medium, bisa balik lagi nih. Tapi kalau premium dia nggak akan balik ke kita karena kan pasti harganya mahal,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa sebenarnya pemberian bansos beras telah berjalan pada Maret namun belum serentak secara bersama-sama di seluruh Indonesia. Hal tersebut karena ada beberapa wilayah yang kemasan beras bansos 10 kilogram belum siap.
“Beras sudah siap semua, pengepakan belum siap. Hari ini secara keseluruhan di Indonesia sudah siap, sehingga kita luncurkan secara serentak hari ini supaya nantinya secara bersama-sama masyarakat itu menerima ya. Itu yang kita laksanakan,” tambahnya.
Adapun hari ini Bulog mulai menyalurkan program bantuan sosial beras sebanyak 10 kilogram per keluarga penerima manfaat (KPM) yang digelar serentak ke seluruh wilayah Indonesia hari ini. Perihal data penerima bansos sebanyak 21,3juta KPM berasal dari data Kementerian Sosial (Kemensos).
Ia juga, menuturkan per bulannya Bulog menyalurkan sebanyak 213.530 ton beras untuk program ,bansos beras selama bulan Maret, April dan Mei atau total tiga bulan dengan jumlah total beras yang didistribusikan mencapai 640.590 ton.