Jambi (ANTARA) - Wakil Wali Kota Jambi Maulana yang juga sebagai Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Kota Jambi memimpin kegiatan "Aksi Bergizi di Sekolah" yang dilaksanakan bertempat di SMP PGRI 4 dan SMA PGRI 2 Kota Jambi, Jumat (28/7).
Stunting atau tengkes, terus mendapat perhatian khusus untuk segera diatasi di Kota Jambi. Komitmen penurunan dan pencegahan angka stunting tersebut masif dilakukan jajaran Pemerintah Kota Jambi dengan berbagai upaya kongkrit.
Salah satunya adalah dengan intervensi spesifik yaitu pemberian tablet tambah darah pada remaja putri yang ada di Kota Jambi.
Tidak hanya intervensi spesifik dengan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri yang ada di sekolah tersebut, namun dilaksanakan pula pemeriksaan Hb pada remaja putri, untuk mendeteksi anemia pada remaja putri tersebut, pemberian makan tambahan telur, pelaksanaan kegiatan lintas program berupa Posbindu Institusi dan pemeriksaan Smokelizer bagi perokok.
Kegiatan tersebut menyasar pada 160 pelajar remaja putri dan didapati hasil pemeriksaan, terdapat 3 orang remaja putri dengan kadar hemoglobin (Hb) di bawah 12.
"Hari ini diberikan materi termasuk juga satu gerakan untuk mengonsumsi telor sebagai sumber protein untuk anak anak dan pembagian tablet penambah darah. Jika anemia ini bisa kita hilangkan, maka jika nanti adik-adik putri ini menikah dan hamil dalam kondisi HB yang cukup, akan terhindar dari pendarahan dan stunting," kata Wakil Wali Kota Jambi Maulana dalam keterangan resmi yang diterima di Jambi, Sabtu.
Lebih lanjut, Maulana jelaskan bahwa semua rangkaian kegiatan "Aksi Bergizi" dilakukan demi menekan angka stunting di Kota Jambi.
"Semoga semua rangkaian kegiatan ini bermanfaat dan ini gerakan yang mengajak semua remaja putri Kota Jambi dalam melawan anemia, karena ini adalah proses untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang," sebut Wawako yang juga merupakan dokter ini.
Saat ini, menurut Maulana, data yang menunjukkan angka stunting di Kota Jambi dari tahun 2021 berada pada angka 17,1 persen, pada tahun 2022 turun menjadi 14 persen.
Saat ini pada tahun 2023, "by name by address", ada 849 kasus yang sedang dilakukan penanganan melalui program "Bapak Asuh", dengan memberikan dua telur sehari selama enam bulan.
"Alhamdulillah terkoreksi baik perkembangannya maupun tinggi badannya. Kegiatan ini insyaAllah terus akan kita masifkan melalui pejabat TNI, Polri dan pemerintahan, untuk menjadi bapak asuh," katanya.
Dalam rangkaian acara tersebut, Maulana secara simbolis menyerahkan tablet tambah darah dan telur rebus kepada perwakilan siswi. Selain itu, mantan dokter berprestasi Kota Jambi ini juga memeriksa secara langsung pupil mata siswi tersebut.
Pemerintah Kota Jambi melalui Dinas Kesehatan Kota Jambi secara rutin setiap pekan akan memberikan satu tablet kepada remaja putri dan pemeriksaan kadar haemoglobin darah dalam kampanye kegiatan "Aksi Bergizi di Sekolah".
"Stunting" dalam Bahasa Indonesia berarti kerdil atau tengkes adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Masalah stunting menjadi isu hangat di Indonesia saat ini dan mendapat perhatian khusus dari Presiden Jokowi. Sangat beralasan karena, masa depan penerus Indonesia mendatang, sangat ditentukan oleh kualitas kesehatan anak dan balita saat ini.
Pemerintah Kota Jambi dalam satuan tugas Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) Kota Jambi, telah melakukan berbagai langkah kongkrit, yaitu dengan intervensi penataan gizi, pemberian makanan tambahan, penyediaan jaminan kesehatan melalui program Jambi Bugar, dan program bedah rumah pada tahun 2023.
Untuk intervensi gizi langsung (spesifik), dilaksanakan pemberian tablet penambah darah bagi remaja putri dan ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, pemantauan tumbuh kembang dan gizi balita, program mendorong pemberian ASI Eksklusif bagi bayi, dan pemberian makanan pendamping asi (MPASI).
Sedangkan untuk intervensi gizi tidak langsung (sensitif), dilaksakan kegiatan pendampingan bagi calon pengantin dan keluarga berisiko stunting, akses air minum dan rumah layak huni, akses sanitasi layak melalui pembangunan dan penataan IPAL sewerage system, bantuan sosial, kesehatan, dan pendidikan, serta 100 persen bebas buang air besar sembarang (ODF).