Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia memerlukan strategi besar dan teknis sebagai sebuah panduan yang wujudnya bisa saja seperti Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).
Presiden menyatakan visi besar bangsa harus memiliki tolok ukur yang jelas. Oleh karena itu diperlukan sebuah panduan.
Namun, dia menegaskan panduan atau aturan yang dibuat tidak boleh kaku, sebab dunia bergerak begitu cepat, tantangan dan peluang juga berubah sangat pesat.
"Setiap hari, setiap jam bisa berubah-ubah sehingga fleksibilitas menjadi sangat penting. Jangan terlalu banyak aturan yang membelenggu, jangan terlalu banyak jebakan-jebakan yang kita buat sendiri, sehingga kita tidak bisa bergerak. Beri kebebasan kepada eksekutif agar lincah dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian, yang tentu saja harus disertai pengawasan yang efektif," jelasnya.
Presiden Widodo menekankan aturan harus memberikan ruang fleksibilitas sehingga bangsa Indonesia bisa bergerak cepat dalam memanfaatkan peluang untuk memenangkan persaingan dan kompetisi, dengan negara-negara lain.
"Karena di era kompetisi seperti sekarang ini untuk bisa menang, kita harus bisa lebih baik dibandingkan dengan kompetitor negara lain. Kita tidak bisa hanya melihat diri kita sendiri, nggak bisa. Atau merasa, kalau melihat diri sendiri merasa sudah cukup, merasa sudah baik, ini berbahaya, kita harus bisa lirik kanan dan lirik kiri," tuturnya.
Menurut Joko Widodo, Indonesia harus terus berupaya menjadi lebih baik dari para kompetitor, dengan cara merumuskan kebijakan-kebijakan yang adaptif dan lebih baik. Oleh karena itu, kata Presiden, fleksibilitas sangat penting.
Lebih jauh Presiden dijumpai usai acara tersebut menyampaikan bahwa PPHN penting untuk memberikan arah panduan, karena di dalamnya ada pokok-pokok haluan.
"Tapi sekali lagi tadi saya sampaikan, kan memang PPHN, tadi ketua MPR menyampaikan memang berisi filosofis tidak detail sehingga memberikan fleksibilitas kepada eksekutif," ujar Presiden kepada wartawan.