Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata memberikan sambutan saat kegiatan edukasi finansial di Unja, Selasa (26/9/2023). (ANTARA/Tuyani)
Jambi (ANTARA) - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata mengingatkan generasi muda memperhatikan berbagai hal sebelum memulai berinvestasi yaitu mengenali kebutuhan terlebih dahulu.
"Yang perlu diperhatikan adalah kenali kebutuhan dan fitur produk yang dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa. Misal berinvestasi agar memberikan pemasukan tiap bulan maka bisa memilih di deposito atau obligasi," kata Kepala OJK Provinsi Jambi Yudha Nugraha Kurata dalam sambutannya saat kegiatan edukasi finansial di Jambi, Selasa.
Selain itu, di hadapan mahasiswa dia berpesan jika rencana investasi untuk jangka panjang sebagai simpanan maka bisa memanfaatkan fitur investasi di pasar modal maupun investasi emas.
Yudha menegaskan setelah mengenali kebutuhan, generasi muda juga harus tahu manfaat dan risiko yang melekat di setiap produk investasi.
Karena berbicara soal investasi, maka semua bentuk investasi pada dasarnya memiliki risiko dan manfaat.
Setelah itu perhatikan hak dan kewajiban sebagai konsumen. Jika transaksi dengan industri jasa keuangan (IJK) benar-benar dipahami termasuk apa saja hak dan kewajiban yang harus di penuhi maka di kemudian hari tidak terjadi perselisihan antara konsumen dan industri jasa keuangan.
Dengan pemahaman dasar tersebut, diharapkan generasi muda semakin cermat dalam memilih produk dan layanan industri jasa keuangan termasuk dalam memilih investasi.
Yudha menyebutkan bahwa untuk mencapai hal itu masih diperlukan edukasi literasi keuangan bagi generasi muda.
Selanjutnya melalui Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan, OJK diberikan mandat lanjutan untuk dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat.
Dalam rangka menjalankan tugas tersebut, berbagai program dilakukan OJK salah satunya adalah edukasi kepada generasi muda kalangan mahasiswa.
Edukasi ini dijalankan bekerja sama dengan berbagai pihak yaitu perguruan tinggi untuk melahirkan generasi yang memiliki kecakapan dalam memahami produk dan layanan jasa keuangan.
"Pada akhirnya diharapkan tingkat literasi dan inklusi keuangan meningkat, " katanya.