Jambi (ANTARA) - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Berencana Nasional (BKKBN) Dr Bonivasius Minta Satuan Tugas (Satgas) Stunting Provinsi Jambi bersama masing-masing Pokja untuk dapat meningkatkan kerja sama tim untuk lebih mematangkan strategi dalam percepatan penurunan stunting di Jambi.
"Saya yakin target percepatan penurunan stunting di Provinsi Jambi saat Terwujud," kata Dr. Bonivasius Prasetya Ichtiarto saat membuka rapat kerja dan peningkatan SDM Satgas Stunting Provinsi Jambi di salah satu hotel di Jambi, Senin (17/10).
Dr Bonivasius menjelaskan, dalam upaya pencapaian target penurunan stunting, Satgas harus memperhatikan berapa hal. Pertama memastikan keberpihakan pemerintah daerah dalam upaya percepatan penurunan stunting, ada atau tidak kebijakan dalam alokasi anggaran di APBD untuk percepatan penurunan stunting 2024, inovasi yang dibuat pemerintah daerah, realisasi anggaran serta respon dalam mengatasi masalah.
Kemudian Satgas juga memastikan terselenggaranya mini lokakarya di tingkat kecamatan sesuai target. Selanjutnya pastikan kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh YPK terakomodir dan teratasi dengan baik serta TPK dapat menyelesaikan pendamping sesuai dengan target.
Selain itu, Satgas harus juga memastikan dan melaporkan kegiatan audit kasus stunting dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota sesuai dengan target 2 kali dalam satu tahun serta melaporkan progres pelaksanaan rapat koordinasi TPPS kabupaten/kota serta memaksimalkan kegiatan yang dilaksanakan target 4 kali dalam 1 tahun anggaran.
Satgas juga harus memastikan Balita dibawa ke Posyandu serta memastikan pemberian makanan tambahan atau PMT lokal dan makanan pendamping ASI (MPASI) dan penyelenggaraan Kampung KN dan dapur sehat atasi stunting (Dahsat).
"Mengingat waktu pelaksanaan program kegiatan tahun 2023 tinggal beberapa bulan lagi, saya mengharapkan seluruh tim dapat meningkatkan kerja sama dan gencar action di lapangan," kata Dr Bonivasius.
Selain itu, Dr Bonivasius mengatakan semua Satgas Stunting harus tau dan mengerti dimana lokasi sasaran mereka. Yaitu keluarga beresiko stunting yang terdiri dari balita, baduta, ibu hamil, ibu menyusui dan Pasangan Usia Subur (PUS) maupun calon pengantin.
"Artinya dengan kita tahu data tersebut, kita bisa melakukan intervensi program yang sesuai dengan permasalahan," katanya.
Sementara itu, katanya untuk mencegahnya stunting ini bisa dilakukan salah satunya dengan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat), karena pemerintah pusat maupun Pemda sudah menyiapkan anggaran untuk hal tersebut.
"Saya berharap teman-teman satgas bisa menjadi mentor penggerak di lapangan langsung terutama untuk membantu, membimbing para tim pendamping keluarga dan TPPS terutama di level kecamatan, desa dan kelurahan," sebutnya.
Sejauh ini, Deputi Dalduk BKKBN RI Bonivasius menilai bahwa peran Pemda khususnya Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten yang ada di Jambi cukup baik dan bagus. Dan dirinya cukup optimis bahwa angka stunting di Provinsi Jambi bisa turun sesuai dengan target yang telah ditetapkan. "Bisa, saya rasa bisa, karena komitmen dari Pemda baik gubernur maupun bupati nya, walikota sampai kepala dinas itu ada," ujarnya.
Sementara Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi Putut Riyatno mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengevaluasi dan melihat sudah sejauh mana progres program stunting itu berjalan.
Ia juga berharap seluruh Satgas Stunting yang ada Provinsi Jambi dan Kabupaten Kota dapat berkerja sama dengan masing-masing Pokja untuk dapat meningkatkan kerjasama tim untuk lebih mematangkan strategis, sehingga seluruh kegiatan dapat terselesaikan sesuai dengan mekanisme dan prosedur yang ada.
"Dengan dukungan kita semua saya yakin target percepatan penurunan stunting di Provinsi Jambi dapat terwujud," katanya menambahkan.***